Manusia
diberikan 2 jalan ada yang buruk dan ada yang baik, Alloh telah
berfirman dalam Al Qur’an surat Asy Syams ayat 7-10 yang artinya “Demi jiwa demi diri serta penyempurnaan penciptaannya, lalu Alloh itu mengilhamkan jalan ke dalam jiwa itu berbuat
kefasikan berbuat kejahatan serta berbuat ketaqwaan, sungguh
beruntunglah orang yang selalu mensucikan bathinnya, mensucikan hatinya,
mensucikan jiwanya dan sungguh merugilah mereka yang selalu
mengotorinya“.
Dari
firman Alloh tersebut kita mengetahui dalam tubuh ini ada satu unsur
yang disebut dengan jiwa. Dalam wadah yang disebut jiwa itu Alloh SWT memberikan 2 (dua) jalan, yaitu jalan untuk berbuat
baik ataupun jalan untuk tidak berbuat baik, Apakah jalan untuk
melakukan perbuatan positif ataupun untuk perbuatan yang negatif, yang
menguntungkan atau merugikan, bergantung kepada manusianya.
Dalam
ayat lain Alloh berfirman bahwa jika kalian beriman silahkan, jika
kafir silahkan, terbuka jalannya. Mau diapakan wadah ini tergantung pada
kita. Bukankah Alloh SWT telah memberikan 2 (dua) wadah fujurohaa atau
taqwahaa, jalan untuk berbuat kejahatan dan jalan untuk berbuat
kebaikan. Setelah itu Alloh mengingatkan kepada kita, qod aflaha man dzakkaha waqod khoba man dassaha,
beruntung orang seandainya wadah itu diisi oleh akhlakul karimah, diisi
dengan sifat-sifat yang terpuji.
Amat rugilah mereka jika wadah itu
dipenuhi dan diisi oleh sifat-sifat kejahatan dan kemudhorotan, apakah
yang datangnya dari hawa nafsu, syetan, iblis maupun sifat-sifat
hewaniah. Jika merujuk kepada Al Qur’an, dan memperhatikan hadits-hadits
Nabi Muhammad SAW serta melihat pada karakter-karakter manusia-manusia
yang terdahulu mulai para nabi dan rosul, para sahabat hingga pada zaman
sekarang ini banyak, sifat-sifat; penyakit hati yang bersarang dalam
jiwa kita.
Kita harus waspada kalau kita menyimpan penyakit-penyakit
hati, karena apapun yang kita ucapkan apa yang kita lihat dan apa yang
kita hasilkan dalam pemikiran, yang berwujud dalam perbuatan sehari-hari
adalah tergantung isi hati kita masing-masing. Kalau hati atau qolbunya
bersih, suci dan diisi sifat-sifat yang baik-baik tentu yang terpancar
dari penglihatan, pendengaran dan pemikiran dalam tindak tanduk
perbuatan kita sehari-hari tentu sesuai isi hati yang baik-baik, tetapi
seandainya penglihatan, pendengaran dan pemikiran yang selalu negatif,
mata kita sulit untuk berpaling dari kemaksiatan. Pendengaran kita sulit
untuk berpaling dari pendengaran negatif, pikiran kita akan selalu
buruk sangka. tingkah laku kita susah diarahkan.
Sombong dan angkuh adalah penyakit hati
Dalam
sifat sombong dan sifat angkuh telah dicontoh oleh iblis laknatulloh,
ketika Alloh SWT memerintahkan untuk bersujud kepada Adam AS sebagaimana
firman Alloh dalam surat Al Baqoroh ayat 34 yang artinya “Dan
(ingatlah ) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat : ‘Sujudlah kamu
kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Ia enggan dan sombong
dan adalah ia termasuk golongan orang-orong kafir“.
Kemudian iblis menanggapi perintah yang Alloh sampaikan dengan sikap
menyombongkan diri, karena itu iblis dicap oleh Alloh sebagai makhluk
yang terkutuk. Jika kita sebagai hamba Alloh mengikuti jejak iblis maka
jadilah kita sebagai makhluk yang terkutuk sama seperti iblis.
Faktor-faktor yang menyebabkan kesombongan adalah kekayaan, kecantikan,
kegagahan, keilmuannya, pangkat serta jabatannya. Akibat dari sifat yang
dimilikinya ini tidak mau lagi menerima kebenaran dari orang lain serta
menganggap enteng terhadap orang lain.
Sifat iblis yang lain adalah
sifat rakus dan tamak itu awalnya kata nabi telah ditampilkan oleh Adam
AS, karena tertipu oleh iblis laknatulloh. Iblis menjanjikan kepada Adam
AS, dalam surat Al A’roof ayat 20-21, yang artinya “Hai Adam aku ini penasehatmu yang aktif jika kamu terima nasehatku syukur dan tidak kau terima tidak ada masalah, Tahukah kamu mengapa , Alloh
melarangmu untuk mendekati pohon khuldi ini, lalu iblis mengatakan
pohon ini yang mengekalkanmu hai Adam, jika anda dekati pohon itu, maka
kamu akan kekal selama-lamanya di surga“.
Ini
merupakan tipuan dan rayuan syetan dan iblis laknatulloh, dimana Adam
AS mendekatinya dan makan buah tersebut serta auratnya terbuka, akhirnya
Adam pun sadar karena telah ditipu oleh syetan dan iblis laknatulloh,
maka kemudian Adam AS bertaubat kepada Alloh “Robbana dzolamnaa
anfushanaa wa inlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna
minalkhosirinna Ya Alloh, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan
jika Engkau telah mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi“.
Ada
lagi penyakit hati yang merupakan jejak iblis dan syetan selalu
mengganggu. Yaitu sifat-sifat dengki ini sudah ditampilkan sejak dahulu
oleh anak Adam AS yaitu qobil, yang telah membunuh adik kandungnya yang
bernama habil, karena apa?, karena sifat dengki kepada adiknya karena
Alloh menerima qurbannya sedangkan qurban qobil ditolak oleh Alloh.
Dalam hadits nabi bahwa kesombongan, ketamakan, kerakusan serta
kedengkian itu merupakan sifat-sifat syetan dan akan menjadi
sumber-sumber dari malapetaka dan sumber maksiat. Kalau kita perhatikan
zaman sekarang ini, kenapa para pengusaha, para pejabat dan para
wakil-wakil rakyat tidak mau mendengar nasehat-nasehat yang benar.
Karena sifat kesombongannya dan keangkuhannya, mereka menganggap bahwa
pendapatnyalah yang benar sementara pernyataan orang lain itu salah, ini
merupakan sifat-sifat syetan dan iblis laknatulloh.
Rasa syukur atas pemberian Alloh SWT
Penyakit
hati seperti sombong, tamak, rakus dan dengki seyogyanya disingkirkan
jauh-jauh dari jiwa kita masing-masing, seandainya sifat tersebut kita
singkirkan, maka insya Alloh kita menjadi hamba Alloh yang terhormat
dihadapan Alloh, Bagaimana caranya untuk menghilangkan sifat-sifat
syetan dan iblis itu adalah sebagaimana firman Alloh dalam surat Al Ashr
ayat 3 yang artinya “kecuall
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati dalam
kesabaran“.
Salah
satu cara menghilangkan sifat tamak dan rakus dengan cara menanamkan
rasa syukur dan menikmati pemberian Alloh apa adanya. Sifat dengki dan
iri hati bisa kita hindarkan, dengan cara menerima suatu ujian dan
musibah, karena segala sesuatu yang terjadi dengan izin oleh Alloh SWT.
Oleh karena itu jika terjadi suatu kemewahan, pangkat, jabatan serta
harta yang berlimpah kita harus bersyukur dan jika Alloh memberikan
suatu kesusahan dan kesengsaraan kita harus bersabar. Syukur jika berada
di atas dan sabar bila berada di bawah.
Mudah-mudahan
kita selaku makhluk Alloh SWT yang sempurna mampu mensyukuri dan
menikmati pemberian dari Alloh SWT dan terhindar dari sifat-sifat syetan
dan iblis laknatulloh,amiin amiin amiin Ya Robbal 'alamiin..........
0 komentar:
Posting Komentar