Mutiara memang indah, mahal dan tidak
semua wanita mampu memilikinya. Begitu pula dengan mutiara ajaran Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
di atas, tidak semua wanita memahami, menghayati, apalagi
mengaplikasikannya dalam kehidupan rumah tangga mereka. Arus globalisasi
sekarang ini telah menyerbu kaum muslimin dalam dan
membentuk paradigma mereka segala hal, termasuk gaya hidup dalam berumah
tangga.
Saat ini untuk menjadi istri yang setia
dan konsisten untuk
mengaplikasikan mutiara ajaran Rasullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
ternyata tidak popular. Sehingga sebagian wanita beranggapan, sudah
bukan zamannya lagi
memperlakukan suami sebagai junjungan yang harus ditaati, atau istri
harus senantiasa meminta izin terlebih dahulu kepada suami untuk
melakukan apa yang mau dilakukannya. Di sisi lain, bukan hal aneh jika
sekarang ini kita banyak mendengar
rumah tangga muslim mengalami guncangan, keretakan bahkan perceraian.
NASEHAT I
Hushain bin Muhshan menuturkan bahwa bibinya pernah datang kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk suatu keperluan. Setelah selesai dari keperluannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bertanya kepadanya “Apakah engkau bersuami?” Ia menjawab “Ya”, “ Bagaimana engkau bersuami ??? Ia menjawab “Aku berusaha sekuat tenaga untuk melayaninya dan mentaatinya,
kecuali dalam hal-hal yang aku tidak sanggup. “Beliau berkomentar,”
“Perhatikan baik-baik sikapmu kepadanya karena sesungguhnya ia adalah
Syurga dan Nerakamu.”
(HR. Hakim).
NASEHAT II
Apabila seorang wanita telah menunaikan shalat lima waktu dan
berpuasa di bulan Ramadhan, senantiasa mentaati suaminya dan menjaga kemaluannya, niscaya akan dikatakan kepadanya, masuklah kamu ke dalam syurga dari
pintu mana saja yang kamu kehendaki. (HR. Ahmad)
NASEHAT III
Ada tiga golongan yang shalatnya tidak diterima dan kebaikannya tidak
diangkat ke langit: Pertama, hamba sahaya yang kabur dari majikannya sampai ia kembali
dan meminta maaf kepada majikannya. Kedua, seorang istri yang dimurkai
suaminya sampai suaminya meridhainya dan ketiga seorang pemabuk sampai ia sadar . (HR. Thabrani dan Ibnu Hibban).
Tentu saja semua orang tidak menginginkan semua ini terjadi pada
rumah tangga mereka. Terdapat sejumlah cara untuk mencegahnya yaitu suami istri harus
melakukan evaluasi perjalanan rumah tangganya secara berkala, terutama
evaluasi tentang orientasi menikah dan membangun rumah tangga.
Misalnya,
apa sesungguhnya tujuan saya menikah???
Apa yang saya harapkan dari pernikahan ini???
Model rumah tangga apa yang akan saya bangun???
Mau dibawa kemana pernikahan saya???
Apakah saya sudah menjadi istri yang baik untuk suami???
Bagaimana caranya agar suami bisa tersenyum bahagia???
Dst.....
Dst.....
Dst....
Dan jawaban atas pertanyaan tersebut dapat dijadikan renungan dan
penguat dalam menghadapi gelombang dalam rumah tangga. Kemudian setelah
itu berusaha memantapkan hati untuk menjalankan rumah tangga dengan
mengedepankan ridha dan qona’ah (menerima dan puas dengan pemberian
Allah Subahana Wa Ta’ala).
Sebagai seorang muslimah sudah sepatutnya kita ridha atas ketentuan
Allah Subhana Wa Ta’ala, dan perlu disadari bahwa ridha atas
kepemimpinan suami dalam rumah tangga itu, konsekuensinya adalah taat.
Artinya ketaatan seorang istri pada suaminya, pada hakikatnya
merupakan satu bentuk ketaatannya kepada ketentuan Allah Subhana Wa
Ta’ala.
Dalam konteks ketaatan ini tentunya suami berada di jalan yang benar. Untuk melaksanakannya tidak semudah yang dibayangkan, karena ketaatan
istri pada suami tidak bisa disesuaikan dengan keinginan kita,
misalnya, "Saya akan taat pada abi dalam hal-hal yang sesuai dengan
keinginan saya, tapi kalau tidak, kita masing-masing saja ya bi?"
Mungkin tidak akan menjadi masalah jika keinginan atau perintah suami
selaras dengan keinginan kita, tapi kalau tidak diperlukan kelapangan
dada, keikhlasan dan pengorbanan untuk dapat mentaati dan melaksanakan
perintahnya. Harus kita sadari bahwa kita suami istri mempunyai latar belakang
yang berbeda,
jadi tidak semuanya harus serba cocok dan klop, ketika memasuki gerbang pernikahan.
Oleh karena itu di sinilah pentingnya untuk saling mengenal antara
suami dan istri. Ganjaran ketaatan seorang istri pada suaminya disetarakan dengan
ganjaran jihadnya kaum laki-laki, sebagaimana disebutkan dalam hadist Asma bin Yazid yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas r.a. Sekalipun demikian Islam menganjurkan para suami untuk melazimkan
musyawarah pada istrinya dalam berbagai persoalan.(QS Al-Baqarah:
233), memperlakukan istri dengan baik sebagai indikator utama akhlak
seorang laki-laki. Begitulah Islam tidak menjadikan ketaatan seorang
istri sebagai peluang bagi suami untuk menjadi diktator dalam rumah
tangganya.
Jadi tunggu apalagi, mari taati suami kita.
Sifat-sifat Istri Shaleh
1]. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari
maafnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ
الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ
حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ
غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang
menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak,
selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia
mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya
berkata: “aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257 ).
2]. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan
makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3]. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan
hubungan intim antara dia dan suaminya.
Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di
sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki
dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
“Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya
dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang
istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?”
Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab.
Aku (Asma) pun menjawab:
“Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri)
benar-benar melakukannya,
demikian pula mereka (para suami).”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ
شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ
“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti
syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian
digaulinya sementara manusia menontonnya.”
(HR. Ahmad).
4]. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya
sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ
الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا
أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan
seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan
menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si
istri ini akan menjaga dirinya”.
(HR. Abu Dawud)
5]. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar),
ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat
menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti
puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ
بِإِذْنِهِ
“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya
ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6]. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan
kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda:
“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan
penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada
beliau: “
Apakah mereka kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab:
“Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri)
kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada
seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat
darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku
tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ
لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ
“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur
kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.”
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah
no. 289)
7]. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak
menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur
suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى
فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ
سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami
memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan)
melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha
padanya.” (HR. Muslim)
إِذَا بَاتَتِ الْمَرْأَةُ مُهَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا
الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ
“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat
tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke
suaminya).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikian sedikit nasehat yang bisa disajikan dalam catatan sederhana ini semoga bisa menambah ilmu dan wawasan untuk para istri yang mendambakan bisa menjadi istri yg sholehah yang akan membuat para bidadari dilangit cemburu kepada kalian,semangaaaaatttt..... ^_^
Demikian sedikit nasehat yang bisa disajikan dalam catatan sederhana ini semoga bisa menambah ilmu dan wawasan untuk para istri yang mendambakan bisa menjadi istri yg sholehah yang akan membuat para bidadari dilangit cemburu kepada kalian,semangaaaaatttt..... ^_^
0 komentar:
Posting Komentar