English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Senin, 17 September 2012

SYUKUR

Bersyukur kepada Alloh bukan hanya ketika senang saja tapi juga pada saat menghadapi ujian dari-Nya. Rahmat dan musibah yang diturunkan Alloh sepatutnya dijadikan bahan muhasabah diri setiap saat. Sesungguhnya orang yang memiliki ketajaman mata hati mengakui bahwa bencana dan ujian Alloh tidak hanya dalam bentuk lapar, sakit, miskin dan sebagainya karena bencana yang paling hebat adalah yang bersifat maknawi yaitu tidak nampak dimata manusia tetapi kesannya sungguh dahsyat dirasakan.

Alloh bisa membuat hati manusia merasa tertekan seperti disebut dalam Al Quran "Barang siapa yang Alloh menghendakinya mendapat petunjuk niscaya Dia melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Siapa yang dikehendaki Alloh mendapat kesesatan niscaya Alloh menjadikan dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia sedang mendaki langit". (Q.S Al-An'am : 125)

Walaupun nikmat dunia sudah dimiliki tapi dada masih terasa sesak, sempit, takut, risau dan sedih. Bukankah perasaan seperti itu adalah adzab yang bersifat maknawi?Apakah lagi adzab Alloh yang ditimpakan kepada manusia supaya mereka ingat??

Adzab dihati tidak berasa manisnya iman, mengapa orang yang lalai kepada Alloh bergelimang harta dan kekuasaan??Tidak nampak kesusahan pada wajah mereka dan senantiasa sehat dengan serta senang dengan apa yang dimilikinya. Tapi benarkah mereka bahagia??Mana mungkin harta bisa membeli ketenangan jiwa, bahkan hakekatnya semua yang ditonjolkan adalah palsu belaka. Hati mereka menjerit dikejar rasa bersalah, diburu bayang-bayang dosa dan maksiat. Nurani yang bersih senantiasa berbisik bahwa mereka melakukan kesalahan memilih jalan sedangkan nafsu yang buta coba menjerat dengan berbagai kenikmatan sesaat. Memang mereka menikmati segalanya tapi jiwa tidak pernah puas, hampa dan kosong. Alloh menyiksa mereka dengan cara mengunci mati hati mereka dari hidayah-Nya. Adzab Alloh membuat hidup seseorang tidak menentu, tertekan, tersesat tanpa kuasa yang boleh menolongnya selain Alloh.

Jika Alloh mencabut manisnya iman dari hati sesungguhnya Dia mengadzab mereka secara halus, banyak yang sholat tapi jarang sekali yang bisa merasakan indahnya sujud atau pun khusyu' dalam sholatnya dan mereka berilmu tapi tidak mengenal jalan menuju Alloh. Mereka kaya tapi tidak bisa merasakan berkahnya hartanya. Mereka sibuk mengejar dunia, meneteskan air mata untuk dunia yang hanya sesaat, berjuang untuk dunia, sakit dan akhirnya mati untuk dunia tanpa melalui manisnya beribadah dan nikmatnya memuji Alloh.

Hati adalah tempat jatuhnya rahmat dan adzab dari Alloh. Alangkah banyak manusia yang tidak menyadari dirinya sedang diadzab karena dosa membutakan hati sehingga tidak mampu membedakan manakah salah satunya antara rahmat dan adzab. Orang berilmu buta hati jika ia menganggap dirinya senantiasa dirahmati Alloh walaupun maksiat menghiasi pribadinya, apalagi orang awam yang imannya kering . Walaupun kita harus berbaik sangka kepada Alloh tapi jangan sampai merasa bebas dari karat maksiat berlagak seperti suci dari debu.

Semakin kita merasa bebas dari maksiat itu maka semakin kotor hati kita sehingga tidak mampu lagi membedakan mana yang rahmat dan mana yang adzab. Adzab dimata tidak bisa membaca hikmah peringatan Alloh. Setiap peristiwa pasti mengandung hikmah kebaikan untuk manusia. Ujian dan adzab adalah bentuk pelajaran yang sangat berkesan untuk menyadarkan kesalahan dan kekhilafan manusia. Tetapi ada pula orang yang semakin diuji semakin parah kesesatannya, bahkan terus menerus melakukan maksiat. Adzab diatas adzab....!!! Apabila sakit yang diderita, harta yang hilang, gagal dalam hidup dan ajal maut sama sekali tidak menyadarkan bahwa semua itu adalah peringatan dari Alloh.

Padahal duri yang tertancap dalam kulit menyimpan pertanda bahwa manusia memang lemah dan tidak mampu melawan kehendak Alloh. Saat sakit dia sering menyumpah serapah, saat rugi dia membuat penyelewengan demi mendapatkan keuntungan walaupun dengan cara yang haram, jika di dzolimi dia membalas dendam dengan kedzoliman yang lebih kepada orang lain. Tidak ada kamus tobat dan insyaf dalam hidupnya. Mereka tidak mau mengambil pelajaran tentang manusia yang berakhir merugi didunia dan akhirat. Mata, telinga, hati dan akal mereka yang seharusnya digunakan untuk mencari hidayah dan ridho Alloh tidak pernah digunakan dengan baik.

Ketinggian akhlak manusia tergantung seberapa banyak dia bersyukur kepada Alloh. Manusia yang tanpa sifat syukur seperti pendusta yang mengambil kesempatan dan menikam dari belakang. Walaupun ilmu menjulang tinggi sampai langit, harta setinggi gunung, kuasanya meliputi segenap belahan bumi tapi jika ia kufur maka dia menjadi sehina-hina makhluk pada pandangan Dzat Yang Maha Memberi Nikmat. Lebih baik hidup sebagai cacing yang sadar diri senantiasa berdzikir pagi dan petang mengingat Alloh yang memberinya makanan dalam tanah. Walaupun syukur cacing tidak dibalas dengan nikmat di akhirat tetapi cacing pandai berterima kasih kepada Alloh atas rizkinya dalam tanah. Manusia jauh lebih baik dari pada cacing karena bisa menikmati apa yang ada didalam tanah dan diluar tanah tetapi sangat sedikit sekali yang pandai bersyukur.

Syukur adalah perhiasan yang paling cantik jika dipakai, ilmu bermanfaat jika diamalkan dan akhlak yang indah pada pandangan Alloh, bahkan ia menahan adzab yang akan diturunkan kepada orang yang pandai bersyukur.

Semoga Alloh senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya untuk kita semua agar kita smua bisa menjadi hamba-hamba Alloh yang pandai bersyukur sehingga kita bisa menjadi orang yang berbahagia dunia akhirat, Amiin Ya Robbal 'alamiin....

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...