Di kalangan orang-orang anti tasawuf,
Imam Al-Gozali sang penulis buku monumental “Ihya’ Ulumuddin” dituduh sebagai
seorang tokoh sesat, karena Imam Al-Gozali ini merupakan ikon tasafuf. Ini
memang masalah, khususnya tentu bagi para penuduh itu sendiri. Sedangkan bagi
Imam Al-Gozali kedudukannya di tengah ummat Islam tetap tinggi, tidak terpengaruh
jadi rendah akibat tuduhan itu. Sedangkan bagi kita para pengikut ajaran
Ahlussunnah Wal-Jama’ah tahu bahwa Imam Al-Gozali telah difitnah, sebagaimana
Imam Bukhari juga pernah difitnah? Tahukah wahai saudaraku, bahwa Imam
Al-Gozali seorang tokoh yang dituduh sesat itu ternyata hapal 300 ribu hadits,
maka karena itu beliau digelari Hujatul Islam...???
Demikian saudaraku yg dimuliakan Allah, Maka dalam kesempatan ini, saya akan kembali mengulas lagi sedikit tentang bagaimana sejarah pejuang para ahlul hadits yang meneruskan hadits2 Rasul dari para ulama. Karena hal ini telah disampaikan tetapi banyaknya sebagian hadirin masih ada yang belum mendengarnya dan sebagian saudara kita memintanya maka saya kembali memperjelaskannya. Bahwa kita semua Ahlussunnah wal jamaah adalah mengambil dalam satu sanad walaupun dalam madzhab yang berbeda. Madzhabnya yang ada pada ahlussunnah wal jamaah yang masih ada hingga saat ini adalah 4 Madzhab besar, yaitu Madzhab Imam Malik, Madzhab Imam Hanafi, Madzhab Imam Syafi’i dan Madzhab Imam Hambali.
Dan keempatnya ini bukan terpecah belah sanadnya tapi merupakan satu sanad. Sanad adalah mata rantai guru atau rantai periwayat. Al Imam Ahmad bin Hanbal adalah murid Imam Syafi’i dan Imam Syafi’i adalah murid Imam Malik dan Imam Malik hidup satu zaman dengan Imam Hanafi. Dan Imam Hanafi ini adalah tabi’in bersama Imam Malik yang berguru kepada para Sahabat Rasulullah Muhammad. Jadi keempat Imam Madzhab ini adalah satu rumpun bukannya berpecah pecah dari sanad yang berbeda. Sama rumpunnya walaupun fatwa mereka berbeda.
Oleh sebab itu berbeda dengan mereka yg diluar ahlussunnah wal jamaah karena rumpunnya berbeda. Entah mengambil jalur guru dari mana, karena keempat madzhab ini berasal dari satu rumpun, karena mengambil dari satu rumpun dari tabi’in dari sahabat Rasul dari Rasulullah Muhammad. Dan di dalam ilmu hadits kita mengenal derajat ahli hadits yang diantaranya di sebut Al Hafidh, Hujjatul Islam, Al Hakim. Dan kita perlu menjabarkan sebagaimana diperjelas oleh Al Imam Ibn Hajar Asqalani di dalam kitabnya Nukhfathul Fiikar bi Syarah Nukhfathul Fiikar beliau menjelaskan bahwa derajat para pakar hadits terendah adalah Al Hafidh.
Al Hafidh adalah orang yg telah menghafal 100.000 hadits beserta sanad dan hukum matannya. Mereka yg sudah hafal 100.000 hadits berikut sanad & hukum matannya maka mereka sudah mencapai gelar Al Hafidh. Al Hafidh di dalam ilmu hadits bukan seorang yang hafal alqur’an, kalau Al Hafidh di dalam ilmu hadits adalah yang hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya. Padahal kalau haditnya panjangnya 1 baris, kalau disertakan dengan sanad dan hukum matannya bisa menjadi 2 halaman panjangnya. Mereka inilah orang2 jenius yg dipilih oleh Allahuntuk menjaga syariatul muthaharoh (syariah yg suci) sebagaimana mereka2 itu tidak bisa percaya kalau ada jutaan hadits atau jutaan kalimat masuk ke dalam microchip yg kecil seperti ujung ibu jari maka di masa sekarang kita sulit percaya pada orang yg hafal 100.000 hadits berikut sanad & hukum matannya.....
Akan tetapi Allah menjaga syariah ini dengan keberadaan mereka & jumlah mereka bukan hanya satu atau dua tapi ribuan para huffadh dimasa itu, masa kejayaan para tabi’in, para tabiut tabi’in dan orang sesudahnya. Dan kita mengenal 7 nama dari periwayat hadits terbesar, karena para muhaddits itu banyak orangnya, banyak ahli hadits yg mengumpulkan hadits & mencatatnya tapi diantaranya terdapat 7 Imam Besar yang terkuat riwayatnya diantara lainnya, yaitu Al Imam Ahmad bin Hambal, Al Imam Nasa’i, Al Imam Tirmidzi, Al Imam Ibn Majah, Al Imam Abi Dawud, Al Imam Muslim & Al Imam Bukhari. Ketujuh imam ini lebih kuat riwayatnya daripada yg lainnya. Yang lainnya masih banyak, ada Imam Daruquthni, Imam Hakim dan lainnya. Yang ketujuh ini diklasifikasikan lagi yaitu menjadi “IMAM KUTUBUSSITTAH” yaitu 6 Imam Besar yg tadi disebutkan terkecuali Imam Ahmad bin Hambal.
Imam Ahmad bin Hambal peringkat yg nomor 7 & yg terakhir. Ia pun tidak termasuk dalam klasifikasi 6 imam besar. Yg terbawah Imam Ahmad bin Hambal dari 7 periwayat hadits terbesar, beliau ini hafal 1 juta hadits beserta sanad & hukum matannya. Dan Imam Ahmad bin Hambal terkenal dengan gelar “Sayyidul Huffadh”, salah seorang dari yg paling banyak hafalan haditsnya. Ini derajat yang ketujuh, bagaimana dengan imam2 besar yg diatas beliau.....
Dan Imam Ahmad bin Hambal ini adalah murid Imam Syafi’I, Oleh sebab itu saudaraku,.... jika masa sekarang muncul orang yg menghina, meremehkan fatwa Imam Syafi’i, semata karena ia tidak mengerti siapa Imam Syafi’i. Imam Syafi’i mempunyai murid yg banyak diantaranya Imam Ahmad bin Hambal & beliau hafal satu juta hadits beserta sanad & hukum matannya.....
Ketika salah seorang datang kepada Imam Ahmad bin Hambal bahwa ia ingin menjadi muridnya, Imam Ahmad bin Hambal memberikan satu tumpukan hadits seraya berkata “ini ada 10.000 hadits, kau hafalkan dulu kalau sudah hafal baru bisa jadi muridku”....... Demikian syaratnya menjadi murid seorang imam besar, seorang muhaddits besar & orang semacam Imam Ahmad bin Hambal tidak akan menerima seorang murid terkecuali ia telah menghafal lebih dari 10.000 hadits.... Maka orang tersebut menghafal hadits2 tersebut, ketika ia lulus dan mampu ia datang kepada Imam Ahmad bin Hambal seraya berkata “aku sudah hafal wahai imam, 10.000 hadits yg kau berikan”. Imam Ahmad bin Hambal berkata, “itu 10.000 hadits adalah hadits palsu, bukan hadits yg shahih, bukan pula hadits hasan bukan pula hadits dhaif derajatnya tapi terkecuali itu adalah hadits palsu”. Maka berkata muridnya “wahai imam, kau beri aku 10.000 hadits palsu..????”, & Imam Ahmad menjawab “itu untuk memperkuat hafalanmu”.
Demikian saudaraku cara mereka menjaga ilmu hadits, kenapa..????? Jika kau menghafal hadits shahih & salah, kau akan menipu umat hingga akhir zaman. Oleh sebab itu diberi hadits palsu, kalau salah tidak berdosa, tidak menipu umat.... Jika kuat hafalannya baru diberikan hadits2 shahih & dimasa itu hadits tidak ditulis tapi dihafal. Berbeda dengan masa sekarang, di masa itu sangat sedikit sekali hadits yg ditulis, semacam Imam Ahmad bin Hambal yang hafal 1 juta hadits beserta sanad & hukum matannya & beliau hanya sempat menuliskan 20.000 hadits saja di dalam Musnadnya..... Dan 980.000 hadits itu sirna dengan wafatnya beliau dan wafatnya murid 2nya. Ada yg terjaga pada murid2nya jika murid2nya tiada menulisnya maka akan sirna. 980.000 hadits dari sanubari Imam Ahmad bin Hambal (hanya 20.000 hadits yg tertulis).
Wahai saudaraku...... inilah derajat yg ketujuh, diatasnya ada lagi derajat klasifikasi 6 imam besar.... Dari 6 imam besar ini diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu “SHAIKHAIN yakni Imam Bukhari d& Imam Muslim”. Dan sisanya yg 4 adalah imam lainnya yaitu Imam Nasa’i, Imam Tirmidzi, Imam Abi Dawud & Imam Ibn Majah. emat Imam besar ini dikalahkan oleh mereka tertinggi yaitu Imam Muslim dan Imam Bukhari.... Dan daripada yang tertinggi dari 7 periwayat hadits adalah Imam Bukhari dan kedua adalah Imam Muslim....
Oleh sebab itu Imam Bukhari paling dipegang riwayat haditsnya, kalau sudah diriwayatkan oleh Imam Bukhari tidak ada lagi ahli hadits yg mempermasalahkannya. Hadits riwayat Imam Muslim masih banyak dipermasalahkan kalau Imam Bukhari tidak ada lagi yg mempermasalahkannya. Beliau adalah seorang pemuda jenius, beliau itu bernama Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari, beliau adalah seorang yg sangat mencintai Sayyidina Muhammad....
Imam Bukhari di dalam tadzkhiratul huffadh & siyar a’lamunnubala dijelaskan saat usianya 17 tahun beliau sudah hafal 200.000 hadits berikut sanad & hukum matannya. Di usia 17 tahun, seorang yg sangat jenius yaitu Imam Bukhari sehingga imam2 lainnya di masa itu melihat bocah kecil ini sudah hafal puluhan ribu bahkan ratusan ribu hadits, mengungguli mereka, diantara (yg mengaguminya) adalah Imam Muhammad bin Salam, salah seorang senior ahli hadits di masa itu, ia berkata “Aku kalau meriwayatkan hadits tidak pernah gemetar kecuali jika ada bocah ini yaitu Imam Bukhari, kalau ia ada disini aku gemetar karena ia lebih tinggi hafalannya dari aku”. Demikianlah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari....
Derajat yg kedua adalah Imam Muslim. Al Imam Muslim suatu waktu mendapatkan permasalahan dalam hadits & ia tidak mampu menjawabnya. Mencari jawaban tidak jumpa & tidak ketemu akhirnya ia mendatangi Imam Bukhari & ketika ia menyampaikan permasalah haditsnya maka Imam Bukhari menjawabnya seperti membaca surat al ikhlas, dengan gampangnya & mudahnya Imam Bukahri menjawab, demikian diriwayatkan di dalam tadzkiratul huffadh. Maka berkata Imam Muslim “ijinkan aku mencium kedua kakimu wahai raja ahli hadits”.
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari. Beliau lahir tahun 194 H, jauh setelah lahirnya Imam Syafi’i, setelah Imam Syafi’i jadi Imam baru lahir Imam Bukhari. Oleh sebab itu bukan levelnya kalau Imam Bukhari dibandingkan dengan Imam Syafi’i, karena jauh sebelum Imam Bukhari, Imam Syafi’i sudah jadi imam besar dan Imam Bukhari baru lahir ke muka bumi..... Akan tetapi Imam Bukhari adalah orang tertinggi yg diakui ilmunya di dalam hadits......
Imam Bukhari adalah orang yg sangat mencintai Rasul seraya menulis Shahih Bukhari sebanyak kurang lebih 7000 hadits, yg beliau tulis diantara makamnya Rasulullah dan mimbarnya Rasulullah di Masjid Nabawiy. Beliau berwudhu lalu shalat sunnah 2 rakaat kemudian menulis 1 hadits, & kembali berwudhu lalu shalat sunnah 2 rakaat & kembali menulis hadits sampai mencapai lebih dari 7000 hadits yg sampai saat ini dikenal dengan “Shahih Bukhari”. Dan inilah Asshahhul Kitab, kitab yg paling shahih dari semua hadits2 yg shahih......
Ketika Imam Bukhari ditimpa banyak fitnah maka para murid2nya berkata, “wahai imam,..... kenapa tidak kau jawab dengan fatwa2mu, mereka2 yg memfitnahmu..???”.
Imam Bukhari menjawab “aku teringat hadits Rasul, akan kalian lihat hal2 yg tidak kalian sukai daripada fitnah dan permasalahan kelak dan bersabarlah kalian sampai kalian berjumpa dengan aku di telaga haudku”. Jika aku mendengar & teringat hadits ini aku tenang & tidak perduli dengan fitnah yg datang menimpaku.
Demikian Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari & juga imam2 besar lainnya, mereka para pecinta Rasulullah & sangat memuliakan Rasul, sebagaimana Imam Ahmad bin Hambal diriwayatkan di dalam tadzkiratul huffadh & siyar a’lamunnubala, jika Imam Ahmad bin Hambal ini wafat maka jenazahnya dishalatkan lebih dari 800.000 muslimin muslimat & belia (Imam Ahmad) pun berwasiat pada putranya, jika aku wafat aku menyimpan 3 helai rambutnya Rasulullah Saw, maka 1 helai rambut taruh dibibirku, yg 2 helai taruh di kedua mataku & makamkan aku dengan itu. Demikian cintanya Imam Ahmad bin Hambal sehingga ia tidak ingin dikebumikan kecuali dengan terus mencium rambutnya Rasulullah. Demikianlah Mahabbah, demikianlah cinta sang Imam kepada Nabi Muhammad......
Demikian pula Imam Syafi’i, Imam Malik bin Anas bin Malik, seorang yg sangat mencintai Rasul. Imam Malik ini kalau ditanya, maka ia berkata “kau mau tanya soal hadits atau soal hukum....???? Kalau bicara hukum, aku jawab.... Kalau Tanya soal hadits, tunggu dulu”. Jika orang bertanya hadits, beliau berwudhu, setelah berwudhu lalu memakai minyak wangi, memakai siwaknya, memakai sipat matanya lantas memakai jubahnya baru berkata “Qaala Rasulullah Saw”. Demikian Imam Malik bin Anas bin Malik Alaihi Rahmatullah, beliau adalah seorang imam di Madinah Al Munawarrah dan menjadi pemimpin para ahli hadits di zamannya seraya menulis kitab hadits yg dinamakan : Almuwatta’, (yg menginjak). Kenapa kitab haditnya ini dinamakan kitab yg menginjak..???? Karena menundukkan seluruh kitab hadits di masanya, demikian Imam Malik bin Anas bin Malik.....
Wahai saudaraku.... ketika generasi mereka semakin sirna, Al Imam Ibn Hajar mengklasifikasikan bahwa derajat ahli hadits yg pertama Al Hafidh yaitu yg hafal 100.000 hadits beserta sanad & hukum matannya & diatasnya terdapat lagi Hujjatul Islam yaitu yg hafal lebih dari 300.000 hadits dengan sanad & hukum matannya.... Maka kita mengenal Hujjatul Islam Al Imam Ghazali, beliau ini telah sampai derajat haditsnya melebihi 300.000 hadits dengan sanad & hukum matannya.... Jika orang di masa sekarang meremehkan fatwa Imam Ghazali, hati2 beliau itu hafal lebih dari 300.000 hadits dengan sanad & hukum matannya.... Demikian juga Hujjatul Islam Al Imam Nawawi & masih banyak lagi para perawi hadits & para muhadditsin dari masa ke masa. Tinggallah kita di masa kini yang mesti harus terus membangun generasi para ulama.....
Saudaraku yg dimuliakan Allah,.... Allah terus memuliakan umat ini dari zaman ke zaman, walaupun mereka sudah semakin hari semakin kekurangan ilmu tapi mereka masih mempunyai sanad, mereka masih mempunyai pertalian guru, mereka berguru pada gurunya, gurunya berguru pada gurunya sampai kepada ahli hadits sampai kepada Rasulullah ......
Demikian hingga masa kini sangat berharga kita mencari guru yang mempunyai sanad, yang mempunyai hubungan pertalian dengan guru2 para ahli hadits, para ahli alqur’an, para ahli fiqh & para ahli syariatul muthaharoh sehingga ilmu kita jelas mengikuti guru yang mempunyai guru yang jelas sanadnya. Berbeda dengan orang yg sembarang m engambil guru, tidak mengetahui gurunya hanya mempunyai buku dan setelah itu fatwanya hanyalah terikat pada huruf2 di bukunya. Ketika dimintai pertanggungjawaban di yaumal qiyamah, ia tidak bisa membawa pertanggungjawabnnya karena sanadnya bersambung kepada hal yg terputus....
Saudaraku yg dimuliakan Allah, Di malam hari yg diberkahi Allah ini, kita telah mendengar bagaimana Rasul memberi semangat kepada kita untuk membangkitkan kembali generasi ulama, membangkitkan kembali generasi sunnah Nabi kita Muhammad.....
Oleh sebab itu mari kita benahi umat, kita benahi diri kita kalau seandainya kita sibuk dengan pekerjaan, niatkan keturunan kita kelak menjadi ulama, menjadi pewaris para Nabi, menjadi pejuang syariatul muthaharoh......
Wallahua'lam......
Demikian saudaraku yg dimuliakan Allah, Maka dalam kesempatan ini, saya akan kembali mengulas lagi sedikit tentang bagaimana sejarah pejuang para ahlul hadits yang meneruskan hadits2 Rasul dari para ulama. Karena hal ini telah disampaikan tetapi banyaknya sebagian hadirin masih ada yang belum mendengarnya dan sebagian saudara kita memintanya maka saya kembali memperjelaskannya. Bahwa kita semua Ahlussunnah wal jamaah adalah mengambil dalam satu sanad walaupun dalam madzhab yang berbeda. Madzhabnya yang ada pada ahlussunnah wal jamaah yang masih ada hingga saat ini adalah 4 Madzhab besar, yaitu Madzhab Imam Malik, Madzhab Imam Hanafi, Madzhab Imam Syafi’i dan Madzhab Imam Hambali.
Dan keempatnya ini bukan terpecah belah sanadnya tapi merupakan satu sanad. Sanad adalah mata rantai guru atau rantai periwayat. Al Imam Ahmad bin Hanbal adalah murid Imam Syafi’i dan Imam Syafi’i adalah murid Imam Malik dan Imam Malik hidup satu zaman dengan Imam Hanafi. Dan Imam Hanafi ini adalah tabi’in bersama Imam Malik yang berguru kepada para Sahabat Rasulullah Muhammad. Jadi keempat Imam Madzhab ini adalah satu rumpun bukannya berpecah pecah dari sanad yang berbeda. Sama rumpunnya walaupun fatwa mereka berbeda.
Oleh sebab itu berbeda dengan mereka yg diluar ahlussunnah wal jamaah karena rumpunnya berbeda. Entah mengambil jalur guru dari mana, karena keempat madzhab ini berasal dari satu rumpun, karena mengambil dari satu rumpun dari tabi’in dari sahabat Rasul dari Rasulullah Muhammad. Dan di dalam ilmu hadits kita mengenal derajat ahli hadits yang diantaranya di sebut Al Hafidh, Hujjatul Islam, Al Hakim. Dan kita perlu menjabarkan sebagaimana diperjelas oleh Al Imam Ibn Hajar Asqalani di dalam kitabnya Nukhfathul Fiikar bi Syarah Nukhfathul Fiikar beliau menjelaskan bahwa derajat para pakar hadits terendah adalah Al Hafidh.
Al Hafidh adalah orang yg telah menghafal 100.000 hadits beserta sanad dan hukum matannya. Mereka yg sudah hafal 100.000 hadits berikut sanad & hukum matannya maka mereka sudah mencapai gelar Al Hafidh. Al Hafidh di dalam ilmu hadits bukan seorang yang hafal alqur’an, kalau Al Hafidh di dalam ilmu hadits adalah yang hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya. Padahal kalau haditnya panjangnya 1 baris, kalau disertakan dengan sanad dan hukum matannya bisa menjadi 2 halaman panjangnya. Mereka inilah orang2 jenius yg dipilih oleh Allahuntuk menjaga syariatul muthaharoh (syariah yg suci) sebagaimana mereka2 itu tidak bisa percaya kalau ada jutaan hadits atau jutaan kalimat masuk ke dalam microchip yg kecil seperti ujung ibu jari maka di masa sekarang kita sulit percaya pada orang yg hafal 100.000 hadits berikut sanad & hukum matannya.....
Akan tetapi Allah menjaga syariah ini dengan keberadaan mereka & jumlah mereka bukan hanya satu atau dua tapi ribuan para huffadh dimasa itu, masa kejayaan para tabi’in, para tabiut tabi’in dan orang sesudahnya. Dan kita mengenal 7 nama dari periwayat hadits terbesar, karena para muhaddits itu banyak orangnya, banyak ahli hadits yg mengumpulkan hadits & mencatatnya tapi diantaranya terdapat 7 Imam Besar yang terkuat riwayatnya diantara lainnya, yaitu Al Imam Ahmad bin Hambal, Al Imam Nasa’i, Al Imam Tirmidzi, Al Imam Ibn Majah, Al Imam Abi Dawud, Al Imam Muslim & Al Imam Bukhari. Ketujuh imam ini lebih kuat riwayatnya daripada yg lainnya. Yang lainnya masih banyak, ada Imam Daruquthni, Imam Hakim dan lainnya. Yang ketujuh ini diklasifikasikan lagi yaitu menjadi “IMAM KUTUBUSSITTAH” yaitu 6 Imam Besar yg tadi disebutkan terkecuali Imam Ahmad bin Hambal.
Imam Ahmad bin Hambal peringkat yg nomor 7 & yg terakhir. Ia pun tidak termasuk dalam klasifikasi 6 imam besar. Yg terbawah Imam Ahmad bin Hambal dari 7 periwayat hadits terbesar, beliau ini hafal 1 juta hadits beserta sanad & hukum matannya. Dan Imam Ahmad bin Hambal terkenal dengan gelar “Sayyidul Huffadh”, salah seorang dari yg paling banyak hafalan haditsnya. Ini derajat yang ketujuh, bagaimana dengan imam2 besar yg diatas beliau.....
Dan Imam Ahmad bin Hambal ini adalah murid Imam Syafi’I, Oleh sebab itu saudaraku,.... jika masa sekarang muncul orang yg menghina, meremehkan fatwa Imam Syafi’i, semata karena ia tidak mengerti siapa Imam Syafi’i. Imam Syafi’i mempunyai murid yg banyak diantaranya Imam Ahmad bin Hambal & beliau hafal satu juta hadits beserta sanad & hukum matannya.....
Ketika salah seorang datang kepada Imam Ahmad bin Hambal bahwa ia ingin menjadi muridnya, Imam Ahmad bin Hambal memberikan satu tumpukan hadits seraya berkata “ini ada 10.000 hadits, kau hafalkan dulu kalau sudah hafal baru bisa jadi muridku”....... Demikian syaratnya menjadi murid seorang imam besar, seorang muhaddits besar & orang semacam Imam Ahmad bin Hambal tidak akan menerima seorang murid terkecuali ia telah menghafal lebih dari 10.000 hadits.... Maka orang tersebut menghafal hadits2 tersebut, ketika ia lulus dan mampu ia datang kepada Imam Ahmad bin Hambal seraya berkata “aku sudah hafal wahai imam, 10.000 hadits yg kau berikan”. Imam Ahmad bin Hambal berkata, “itu 10.000 hadits adalah hadits palsu, bukan hadits yg shahih, bukan pula hadits hasan bukan pula hadits dhaif derajatnya tapi terkecuali itu adalah hadits palsu”. Maka berkata muridnya “wahai imam, kau beri aku 10.000 hadits palsu..????”, & Imam Ahmad menjawab “itu untuk memperkuat hafalanmu”.
Demikian saudaraku cara mereka menjaga ilmu hadits, kenapa..????? Jika kau menghafal hadits shahih & salah, kau akan menipu umat hingga akhir zaman. Oleh sebab itu diberi hadits palsu, kalau salah tidak berdosa, tidak menipu umat.... Jika kuat hafalannya baru diberikan hadits2 shahih & dimasa itu hadits tidak ditulis tapi dihafal. Berbeda dengan masa sekarang, di masa itu sangat sedikit sekali hadits yg ditulis, semacam Imam Ahmad bin Hambal yang hafal 1 juta hadits beserta sanad & hukum matannya & beliau hanya sempat menuliskan 20.000 hadits saja di dalam Musnadnya..... Dan 980.000 hadits itu sirna dengan wafatnya beliau dan wafatnya murid 2nya. Ada yg terjaga pada murid2nya jika murid2nya tiada menulisnya maka akan sirna. 980.000 hadits dari sanubari Imam Ahmad bin Hambal (hanya 20.000 hadits yg tertulis).
Wahai saudaraku...... inilah derajat yg ketujuh, diatasnya ada lagi derajat klasifikasi 6 imam besar.... Dari 6 imam besar ini diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu “SHAIKHAIN yakni Imam Bukhari d& Imam Muslim”. Dan sisanya yg 4 adalah imam lainnya yaitu Imam Nasa’i, Imam Tirmidzi, Imam Abi Dawud & Imam Ibn Majah. emat Imam besar ini dikalahkan oleh mereka tertinggi yaitu Imam Muslim dan Imam Bukhari.... Dan daripada yang tertinggi dari 7 periwayat hadits adalah Imam Bukhari dan kedua adalah Imam Muslim....
Oleh sebab itu Imam Bukhari paling dipegang riwayat haditsnya, kalau sudah diriwayatkan oleh Imam Bukhari tidak ada lagi ahli hadits yg mempermasalahkannya. Hadits riwayat Imam Muslim masih banyak dipermasalahkan kalau Imam Bukhari tidak ada lagi yg mempermasalahkannya. Beliau adalah seorang pemuda jenius, beliau itu bernama Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari, beliau adalah seorang yg sangat mencintai Sayyidina Muhammad....
Imam Bukhari di dalam tadzkhiratul huffadh & siyar a’lamunnubala dijelaskan saat usianya 17 tahun beliau sudah hafal 200.000 hadits berikut sanad & hukum matannya. Di usia 17 tahun, seorang yg sangat jenius yaitu Imam Bukhari sehingga imam2 lainnya di masa itu melihat bocah kecil ini sudah hafal puluhan ribu bahkan ratusan ribu hadits, mengungguli mereka, diantara (yg mengaguminya) adalah Imam Muhammad bin Salam, salah seorang senior ahli hadits di masa itu, ia berkata “Aku kalau meriwayatkan hadits tidak pernah gemetar kecuali jika ada bocah ini yaitu Imam Bukhari, kalau ia ada disini aku gemetar karena ia lebih tinggi hafalannya dari aku”. Demikianlah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari....
Derajat yg kedua adalah Imam Muslim. Al Imam Muslim suatu waktu mendapatkan permasalahan dalam hadits & ia tidak mampu menjawabnya. Mencari jawaban tidak jumpa & tidak ketemu akhirnya ia mendatangi Imam Bukhari & ketika ia menyampaikan permasalah haditsnya maka Imam Bukhari menjawabnya seperti membaca surat al ikhlas, dengan gampangnya & mudahnya Imam Bukahri menjawab, demikian diriwayatkan di dalam tadzkiratul huffadh. Maka berkata Imam Muslim “ijinkan aku mencium kedua kakimu wahai raja ahli hadits”.
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari. Beliau lahir tahun 194 H, jauh setelah lahirnya Imam Syafi’i, setelah Imam Syafi’i jadi Imam baru lahir Imam Bukhari. Oleh sebab itu bukan levelnya kalau Imam Bukhari dibandingkan dengan Imam Syafi’i, karena jauh sebelum Imam Bukhari, Imam Syafi’i sudah jadi imam besar dan Imam Bukhari baru lahir ke muka bumi..... Akan tetapi Imam Bukhari adalah orang tertinggi yg diakui ilmunya di dalam hadits......
Imam Bukhari adalah orang yg sangat mencintai Rasul seraya menulis Shahih Bukhari sebanyak kurang lebih 7000 hadits, yg beliau tulis diantara makamnya Rasulullah dan mimbarnya Rasulullah di Masjid Nabawiy. Beliau berwudhu lalu shalat sunnah 2 rakaat kemudian menulis 1 hadits, & kembali berwudhu lalu shalat sunnah 2 rakaat & kembali menulis hadits sampai mencapai lebih dari 7000 hadits yg sampai saat ini dikenal dengan “Shahih Bukhari”. Dan inilah Asshahhul Kitab, kitab yg paling shahih dari semua hadits2 yg shahih......
Ketika Imam Bukhari ditimpa banyak fitnah maka para murid2nya berkata, “wahai imam,..... kenapa tidak kau jawab dengan fatwa2mu, mereka2 yg memfitnahmu..???”.
Imam Bukhari menjawab “aku teringat hadits Rasul, akan kalian lihat hal2 yg tidak kalian sukai daripada fitnah dan permasalahan kelak dan bersabarlah kalian sampai kalian berjumpa dengan aku di telaga haudku”. Jika aku mendengar & teringat hadits ini aku tenang & tidak perduli dengan fitnah yg datang menimpaku.
Demikian Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari & juga imam2 besar lainnya, mereka para pecinta Rasulullah & sangat memuliakan Rasul, sebagaimana Imam Ahmad bin Hambal diriwayatkan di dalam tadzkiratul huffadh & siyar a’lamunnubala, jika Imam Ahmad bin Hambal ini wafat maka jenazahnya dishalatkan lebih dari 800.000 muslimin muslimat & belia (Imam Ahmad) pun berwasiat pada putranya, jika aku wafat aku menyimpan 3 helai rambutnya Rasulullah Saw, maka 1 helai rambut taruh dibibirku, yg 2 helai taruh di kedua mataku & makamkan aku dengan itu. Demikian cintanya Imam Ahmad bin Hambal sehingga ia tidak ingin dikebumikan kecuali dengan terus mencium rambutnya Rasulullah. Demikianlah Mahabbah, demikianlah cinta sang Imam kepada Nabi Muhammad......
Demikian pula Imam Syafi’i, Imam Malik bin Anas bin Malik, seorang yg sangat mencintai Rasul. Imam Malik ini kalau ditanya, maka ia berkata “kau mau tanya soal hadits atau soal hukum....???? Kalau bicara hukum, aku jawab.... Kalau Tanya soal hadits, tunggu dulu”. Jika orang bertanya hadits, beliau berwudhu, setelah berwudhu lalu memakai minyak wangi, memakai siwaknya, memakai sipat matanya lantas memakai jubahnya baru berkata “Qaala Rasulullah Saw”. Demikian Imam Malik bin Anas bin Malik Alaihi Rahmatullah, beliau adalah seorang imam di Madinah Al Munawarrah dan menjadi pemimpin para ahli hadits di zamannya seraya menulis kitab hadits yg dinamakan : Almuwatta’, (yg menginjak). Kenapa kitab haditnya ini dinamakan kitab yg menginjak..???? Karena menundukkan seluruh kitab hadits di masanya, demikian Imam Malik bin Anas bin Malik.....
Wahai saudaraku.... ketika generasi mereka semakin sirna, Al Imam Ibn Hajar mengklasifikasikan bahwa derajat ahli hadits yg pertama Al Hafidh yaitu yg hafal 100.000 hadits beserta sanad & hukum matannya & diatasnya terdapat lagi Hujjatul Islam yaitu yg hafal lebih dari 300.000 hadits dengan sanad & hukum matannya.... Maka kita mengenal Hujjatul Islam Al Imam Ghazali, beliau ini telah sampai derajat haditsnya melebihi 300.000 hadits dengan sanad & hukum matannya.... Jika orang di masa sekarang meremehkan fatwa Imam Ghazali, hati2 beliau itu hafal lebih dari 300.000 hadits dengan sanad & hukum matannya.... Demikian juga Hujjatul Islam Al Imam Nawawi & masih banyak lagi para perawi hadits & para muhadditsin dari masa ke masa. Tinggallah kita di masa kini yang mesti harus terus membangun generasi para ulama.....
Saudaraku yg dimuliakan Allah,.... Allah terus memuliakan umat ini dari zaman ke zaman, walaupun mereka sudah semakin hari semakin kekurangan ilmu tapi mereka masih mempunyai sanad, mereka masih mempunyai pertalian guru, mereka berguru pada gurunya, gurunya berguru pada gurunya sampai kepada ahli hadits sampai kepada Rasulullah ......
Demikian hingga masa kini sangat berharga kita mencari guru yang mempunyai sanad, yang mempunyai hubungan pertalian dengan guru2 para ahli hadits, para ahli alqur’an, para ahli fiqh & para ahli syariatul muthaharoh sehingga ilmu kita jelas mengikuti guru yang mempunyai guru yang jelas sanadnya. Berbeda dengan orang yg sembarang m engambil guru, tidak mengetahui gurunya hanya mempunyai buku dan setelah itu fatwanya hanyalah terikat pada huruf2 di bukunya. Ketika dimintai pertanggungjawaban di yaumal qiyamah, ia tidak bisa membawa pertanggungjawabnnya karena sanadnya bersambung kepada hal yg terputus....
Saudaraku yg dimuliakan Allah, Di malam hari yg diberkahi Allah ini, kita telah mendengar bagaimana Rasul memberi semangat kepada kita untuk membangkitkan kembali generasi ulama, membangkitkan kembali generasi sunnah Nabi kita Muhammad.....
Oleh sebab itu mari kita benahi umat, kita benahi diri kita kalau seandainya kita sibuk dengan pekerjaan, niatkan keturunan kita kelak menjadi ulama, menjadi pewaris para Nabi, menjadi pejuang syariatul muthaharoh......
Wallahua'lam......