English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Senin, 02 Januari 2012

KISAH 3 EKOR IKAN

Konon, di sebuah kolam tinggal tiga ekor ikan: Si Pandai, Si  Agak Pandai, dan  Si  Bodoh.  Kehidupan  mereka  berlangsung  biasa  saja  seperti  ikan-ikan lain, sampai pada suatu hari  ketika kolam itu kedatangan-seorang manusia.

Ia membawa jala; dan Si Pandai melihatnya dari dalam  air. Sadar  akan   pengalamannya,   cerita-cerita   yang  pernah   didengarnya, dan kecerdikannya, Si Pandai  memutuskan  untuk  melakukan sesuatu.

 "Hampir  tak  ada  tempat berlindung di kolam ini," pikirnya   "Jadi saya akan pura-pura mati saja." Ia mengumpulkan  segenap  tenaganya  dan  meloncat  ke  luar  kolam,  jatuh  tepat  di  kaki  nelayan  itu.  Tentu saja si  Nelayan  terkejut.  Karena  ikan  tersebut  menahan   nafas,  nelayan  itu  mengiranya  mati:  ia pun melemparkan ikan itu   kembali ke kolam. Ikan  itu  kemudian  meluncur  tenang  dan  bersembunyi di sebuah ceruk kecil dekat pinggir kolam.

Ikan  yang  kedua, Si Agak-Pandai, tidak begitu memahami apa yang telah terjadi. Ia pun berenang mendekati Si Pandai  dan  menanyakan  hal  itu."  Gampang saja," kata Si Pandai, "saya  pura-pura mati, dan nelayan  itu  melemparkanku  kembali  ke  kolam."

Si Agak-Pandai itu pun segera melompat ke darat, jatuh dekat  kaki nelayan. "Aneh,"  pikir  nelayan  itu,  "ikan-ikan  ini  berloncatan ke luar air." Namun, Si Agak Pandai ini ternyata lupa menahan nafas, dan iapun dimasukkan ke kepis.

Ia kembali  mengamat-amati  kolam,  dan  karena  agak  heran  memikirkan  ikan-ikan yang berloncatan ke darat, ia pun lupa    menutup kepisnya. Menyadari hal ini, Si Agak-Pandai berusaha   melepaskan   diri  ke  luar  dari  kepis,  membalik-balikkan  badannya, dan masuk kembali ke kolam. Ia  mencari-cari  ikan   pertama,  ikut   bersembunyi di   dekatnya nafasnya  terengah-engah.

Dan ikan ke tiga, Si Bodoh, tidak bisa  mengambil  pelajaran dari  segala  itu,  meskipun  ia telah mengetahui pengalaman kedua ikan sebelumnya. Si Pandai dan Si Agak Pandai  memberi   penjelasan  secara terperinci, menekankan pentingnya menahan   nafas agar dia bisa terlepas dari nelayan.
"Terimakasih: saya sudah mengerti," kata Si Bodoh.  Sehabis  mengucapkan  itu, ia pun melemparkan dirinya ke darat, jatuh  tepat dekat kaki nelayan. Sang nelayan  langsung  memasukkan  ikan  ketiga itu kedalam kepisnya tanpa memperhatikan apakah   ikan itu bernafas atau tidak. Berulang  kali  dilemparkannya    jala  ke  kolam,  namun  kedua ikan yang pertama tadi dengan  aman bersembunyi dalam sebuah ceruk. Dan  kepisnya  sekarang    tertutup rapat.

Akhirnya  nelayan  itu  menghentikan  usahanya.  Ia  membuka  kepisnya, menyadari bahwa ternyata  ikan  yang  di  dalamnya  tidak  bernafas.  Ikan itupun dibawanya pulang untuk makanan  kucing.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...