English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Selasa, 31 Juli 2012

MAKAM AL BAQI

Asal Muasal Al-Baqi
Secara harfiah “Al-Baqi” berarti taman pepohonan. Maqbarat Al-Baqi’ (مقبرة البقيع, Pemakaman Al-Baqi’) Jannatul Baqi merupakan sebuah komplek pemakaman di kota Madinah, Arab Saudi, yang letaknya persis melewati Masjid Nabawi, area bagian tenggara dari masjid. Pemakaman ini juga dikenal sebagai Jannatul Baqi’ (جنة البقيع). Nama ini berarti “Taman Surga”, karena “keramatnya” sejak keluarga dan sahabat Rasulullah dimakamkan di tempat ini. Nama lain yang dikenal adalah Baqi’ Al-Gharqad. Baqi berarti taman atau tanah yang tumbuh tanaman dan Al-Garqad mengacu pada pohon besar shawii Lycium  (Arab Boxthorn, dalam bahasa Arab: Alaosaj), sebuah spesies tanaman Boxthorn.

Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah dari Mekkah pada bulan September 622, Al-Baqi ditutupi dengan pohon Lycium shawii .

Masjid Nabawi merupakan masjid yang dibangun tepat di mana Nabi Muhammad SAW biasa menjalani kehidupannya dan membangun masjidnya di mana saat ini beliau dimakamkan. Karena itu pemakaman ini memiliki banyak arti penting. Di tempat itu dimakamkan jasad para sahabat dan keluarga Nabi SAW. Riwayat menyebutkan bahwa Nabi melakukan doa setiap kali beliau melewati pemakaman.

Pada masa pembangunan Masjid Nabawi, As’ad bin Zararah, salah seorang sahabat Nabi wafat. Nabi Muhammad memilih daerah itu sebagai pemakaman dan As’ad adalah orang pertama yang dimakamkan di pemakaman Al-Baqi’ dari kalangan Anshar. 

Sementara Rasulullah SAW berada di luar Madinah untuk Pertempuran Badar, puterinya Raqayyah jatuh sakit dan meninggal pada 624.

Riwayat lain menyebutkan sahabat pertama yang dimakamkan di Al-Baqi’ adalah Utsman bin Madhun yang wafat pada 3 Sya’ban tahun 3 Hijiriah. Utsman bin Madhun dianggap sebagai sahabat pertama Nabi Muhammad dari kalangan Muhajirin untuk dikubur di Pemakaman Al-Baqi. Rasulullah memerintahkan menanam pepohonan di sekitar pusaranya. Rasulullah juga meletakkan dua buah batu di antara makam sahabatnya itu.

Tahun berikutnya putra Rasulullah, Ibrahim, wafat saat masih bayi. Dengan derai air mata Rasulullah memakamkan putranya tercinta itu di Al-Baqi. Sejak itulah penduduk Madinah ikut juga memakamkan sanak saudaranya di Al-Baqi. Apalagi setelah mendengar sabda Rasulullah:
  • ”Salam sejahtera untukmu wahai orang yang beriman, Jika Allah berkenan , kami akan menyusulmu. Ya Allah, ampunilah ahli kubur Al-Baqi’.

Pemakaman Al-Baqi’ (Makam Keluarga dan Sahabat Nabi) Dihancurkan
Pada hari Rabu 8 Syawal 1345 Hijriah bertepatan dengan 21 April 1925 M, pemakaman Jannatul Baqi’ di Madinah diratakan dengan tanah atas perintah Raja Ibnu Saud (Raja Abdul Aziz bin Saudi dari Arab Saudi). Di tahun yang sama pula Raja Ibnu Saud itu menghancurkan makam orang-orang yang disayangi Rasulullah SAW (Ibunda, Istri, kakek dan keluarganya) di Jannat Al-Mualla (Mekkah).

Penghancuran situs bersejarah dan mulia oleh Keluarga Al-Saud yang Wahabi itu terus berlanjut hingga sekarang. Menurut beberapa ulama apa yang terjadi di tanah Arabia itu adalah bentuk nyata konspirasi Yahudi melawan Islam, di bawah kedok Tauhid. Sebenarnya, tujuan utamanya adalah secara sistematis ingin menghapus pusaka dan warisan Islam yang masih tersisa agar Kaum Muslim terputus dari sejarah Islam.

Penghancuran situs suci di Hijaz oleh Saudi, yang diawali oleh Muhammad bin Abdul Wahhab berlanjut hingga sekarang. Keluarga Kerajaan Arab Saudi mempraktekkan bentuk Islam kaku yang disebut Wahhabisme, dan telah melakukan pemusnahan terhadap makam tersebut. Hasilnya, kitab dan peta yang ada di makam disita oleh penguasa. Sementara itu Raja-raja Saudi dijaga dengan ketat menghabiskan jutaan dollar? Meski demikian, makam orang-orang suci ini tetap dikunjungi oleh peziarah dan pemakaman juga berlanjut di pemakaman ini.


Makam pada Masa Utsmaniah
Tanah pemakaman Al-Baqi perlahan pun diperluas. Perluasan makam pertama dalam sejarah dilakukan oleh Muawiyah I, pemimpin Umayyah pertama. Dia membeli tanah tetangga yang luas di mana Utsman bin Affan dimakamkan sehingga berada di dalam pemakaman Al-Baqi. Umayyah membangun kubah pertama di Al-Baqi di atas kuburan Ustman bin Affan. Beberapa waktu kemudian dalam sejarah ada begitu banyak kubah dan bangunan yang dibangun di atas kuburan terkenal Al-Baqi.

Tak kurang dari 7000 sahabat Rasulullah dikuburkan di sini. Termasuk juga ahlul baitnya yaitu Imam Hasan bin Ali, Imam Ali bin Husayn, Imam Muhammad Al-Baqir, dan Imam Ja’far Ash-Shadiq.

Selain itu saudara Rasulullah yang dimakamkan di Al-baqi adalah, Bibi Safiyah dan Atikah. Di Al-Baqi dimakamkan pula Fatimah binti Al-Asad (Ibunda Imam Ali bin Abi Thalib).

Imam mazhab sunni yang terkenal Malik bin Anas juga dimakamkan di Al-Baqi. Tak pelak Al-Baqi adalah tempat amat bersejarah bagi Kaum Muslimin di seluruh jagat raya.

Penghancuran Makam
Sejak 1205 H hingga 1217 H kaum Wahabi mencoba menguasai Jazirah Arabia namun gagal. Akhirnya 1217 H mereka berhasil menguasai Thaif dengan menumpahkan darah Muslim yang tak bersalah. Mereka memasuki Mekkah tahun 1218 H dan menghancurkan semua bangunan dan kubah suci, termasuk kubah yang menaungi sumur Zamzam. Tahun 1221 H, kaum Wahabi masuk kota Madinah dan menajiskan Al-Baqi dan semua masjid yang mereka lewati. Usaha menghancurkan makam Rasulullah berhenti karena protes masyarakat Muslim dunia.

Pada hari Rabu 8 Syawal 1345 H bertepatan dengan 21 April 1925, pemakaman Jannatul Baqi’ dihancurkan oleh Raja Abdul Aziz bin Saudi dari Arab Saudi. Pada tahun yang sama, ia juga menghancurkan makam manusia suci di Jannatul Mualla (Mekkah) di mana ibunda Nabi Muhammad (Sayyidah Aminah as), istri Nabi, kakek dan leluhur Nabi dikuburkan. Kejadian ini menimbulkan protes dari masyarakat Muslim dunia.

Penghancuran situs suci di Hijaz oleh Saudi, yang diawali oleh Muhammad bin Abdul Wahhab berlanjut hingga sekarang. Hasilnya, kitab dan peta yang ada di makam disita oleh penguasa. Meski demikian, makam orang-orang suci ini tetap dikunjungi oleh peziarah dan pemakaman juga berlanjut di pemakaman ini.

Banyak kaum Syiah yang melanjutkan untuk mengenang hari itu ketika Dinasti Saud menghancurkan pemakaman Al-Baqi, semata-mata karena di sanalah dimakamkan keluarga Nabi Muhammad SAW. Mereka menyebut hari itu (8 Syawal) sebagai Yaum Al-Gham (Hari Kesedihan). Kaum Syiah terus melakukan protes kepada pemerintah Saudi atas penghancuran ini.

Di tahun-tahun berikutnya jemaah haji asal Irak, Suriah dan Mesir ditolak untuk masuk kota Mekkah untuk berhaji. Raja Al-Saud memaksa setiap muslim yang ingin berhaji harus menjadi wahabi atau jika tidak akan dicap sebagai kafir dan dilarang masuk kota Mekkah.

Al-Baqi Dalam Perspektif Ahli Sejarah
Umar bin Jubair melukiskan Al-Baqi saat ia berkunjung ke Madinah berkata:

 ”Al-Baqi terletak di timur Madinah. Gerbang Al-Baqi akan menyambut anda saat tiba di Al-Baqi. Saat anda masuk kuburan pertama yang anda lihat di sebelah kiri adalah kuburan Safiyah, bibi Rasulullah. Agak jauh dari situ terletak pusara Malik bin Anas, Salah seorang Imam Ahlus Sunnah dari Madinah. Di atas makamnya didirikan sebuah kubah kecil. Di depannya ada kubah putih tempat makam putra Rasulullah, Ibrahim. 

Di sebelah kanannya adalah makam Abdurahman bin Umar putra Umar bin Khaththab, dikenal sebagai Abu Shahma. Abu Shahma dihukum cambuk oleh ayahnya karena minum khamr. Hukuman cambuk untuk peminum khamr seharusnya tidak hingga mati. Namun Umar mencambuknya hingga ajal merenggutnya. Di hadapan kuburan Abu Shahma adalah makam Aqil bin Abi Thalib dan Abdullah bin Ja’far At-Tayyar. Di muka kuburan mereka terbaring pusara isteri Rasul dan Abbas bin Abdul Muthalib.

Makam Imam Hasan bin Ali, terletak di sisi kanan dari gerbang Al-Baqi. Makam ini dilindungi kubah tinggi . Di sebelah atas nisan Imam Hasan adalah makam Abbas bin Abdul Muthalib. Kedua makam diselimuti kubah tinggi. Dindingnya dilapisi bingkai kuning bertahtakan bintang indah. Bentuk serupa juga menghias makam Ibrahim putra Rasulullah. Di belakang makam Abbas berdiri rumah yang biasa digunakan Fatimah binti Rasulullah. Biasa disebut “Bayt Al-Ahzaan” (rumah duka cita). Di tempat ini putri Rasulullah biasa berkabung mengenang kepergian ayahnya tercinta Rasulullah SAW. Di ujung penghabisan Al-Baqi berdiri kubah kecil tempat Utsman dimakamkan. Di dekatnya terbaring ibunda Ali bin Abi Thalib, Fatimah binti Asad.”

Satu setengah abad kemudian pengelana terkenal Ibnu Batutah mengunjungi Al-Baqi dan menemukan Al-Baqi tidaklah berbeda dengan yang dilukiskan Ibnu Jubair. Ia menambahkan:
  •  “Al-Baqi adalah kuburan sejumlah kaum Muhajirin dan Anshar dan sahabat Nabi lainnya. Kebanyakan mereka tidaklah dikenal’.
Berabad-abad lamanya Al-Baqi tetap keramat dengan berbagai perbaikan bangunan yang diperlukan. Semuanya berakhir diabad 19 kala Kaum Wahabi muncul. Mereka menajiskan pusara mulia dan menunjukkan sikap kurangajar pada para syahid dan para sahabat Nabi yang dimakamkan di sana. Muslim yang tidak sependapat dicap sebagai kafir dan dikejar-kejar untuk dibunuh.

Atas (makam Abbas) - Kiri ke kanan (makam Imam Hasan, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja'far Ash-Shadiq)

Penghancuran Pertama Al-Baqi


Kaum Wahabi percaya menziarahi makam dan pusara Nabi, Imam dan para syuhada adalah pemujaan terhadap berhala dan pekerjaan yang tidak Islami. Mereka yang melakukanya pantas dibunuh dan harta bendanya dirampas. Sejak invasi pertama ke Irak hingga kini, faktanya Kaum Wahabi, dan penguasa Negara teluk lainnya membantai Kaum Muslim yang tidak sepaham dengan mereka. Tak pelak lagi seluruh dunia Islam sangat menghormati pemakaman Al-Baqi. Khalifah Abu Bakar dan Umar bahkan menyatakan keinginannya untuk dimakamkan di dekat makam Rasulullah.


Al-Baqi pun diratakan dengan tanah tanpa menyisakan apapun, termasuk nisan atau pusara. Belum puas dengan tindakan barbarnya Kaum Wahabi memerintahkan tiga orang kulit hitam yang sedang berziarah ke pusara Nabi untuk menunjukkan tempat persembunyian harta benda. Raja Ibnu Saud merampas harta benda itu untuk dirinya sendiri.

Ribuan Muslim melarikan diri dari Mekkah dan Madinah. Mereka menghindari kejaran Kaum Wahabi. Muslim seluruh dunia mengutuk tindakan Saudi dan mendesak khalifah kerajaan Ottoman menyelamatkan situs-situs bersejarah dari kehancuran. Di bawah pimpinan Muhammad Ali Basha mereka menyerang Hijaz, dengan bantuan suku-suku setempat, akhirnya mereka menang. Lalu ia mengatur hukum dan pemerintahan di Hijaz, khususnya Mekkah dan Madinah. Sekaligus mengusir keluarga Al-Saud. Muslim di seluruh dunia bergembira. Di Mesir perayaan berlanjut hingga 5 hari! Tak diragukan lagi kegembiraan karena mereka bisa pergi haji dan pusara mulia pun diperbaiki lagi.

Tahun 1818 Masehi Khalifah Ottoman, Abdul Majid dan penggantinya Abdul Hamid dan Mohammad, merekonstruksi semua tempat suci, memperbaiki semua warisan Islam yang penting. Dari 1848 hingga 1860, biaya perbaikan telah mencapai 700 ribu Poundsterling. Sebagian besar dana diperoleh dari uang yang terkumpul di makam Rasulullah SAW.

Tindakan Barbar Kedua Kaum Wahabi
Kerajaan Ottoman telah mempercantik Madinah dan Mekkah dengan memperbaiki semua bangunan keagamaan dengan arsitektur bercita rasa seni tinggi. Richard Burton, yang berkunjung ke makam Rasulullah tahun 1853 dengan menyamar sebagai muslim asal Afghanistan dengan nama Abdullah mengatakan Madinah dipenuhi 55 mesjid dan kuburan suci. Orang Inggris lain yang datang ke Madinah tahun 1877-1878 melukiskan keindahan yang setara dengan Istambul. Ia menulis tentang dinding putih, menara berhias emas dan rumput yang hijau.

Tahun 1924 Wahabi masuk ke Hijaz untuk kedua kalinya Untuk kedua kalinya pula pembantaian dan perampasan dilakukan. Orang-orang di jalan dibantai. Tak terkecuali perempuan dan anak-anak jadi korban. Rumah-rumah diratakan dengan tanah.

Awn bin Hashim menulis: lembah-lembah dipenuhi kerangka manusia, darah kering berceceran di mana-mana. Sulit untuk menemukan pohon yang tidak ada satu atau dua mayat tergeletak di dekat akarnya.

Madinah akhirnya menyerah setelah digempur habis Kaum Wahabi. Semua warisan Islam dimusnahkan. Hanya pusara Nabi SAW yang tersisa.

Ibnu Jabhan (Ulama Wahabi) memberikan alasan mengapa ia merasa harus meratakan makam Nabi SAW:
  • ”Kami tahu nisan di makam Rasulullah bertentangan dengan akidah dan mendirikan mesjid di pemakamannya adalah dosa besar.’
Pusara Sang Syahid Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi) beserta syahid perang Uhud lainnya dihancurkan. Masjid Nabi dilempari. Setelah protes dari Kaum Muslim dunia, Ibnu Saud berjanji akan memperbaiki bangunan bersejarah tersebut. Namun janji itu tidak pernah ditepati. Ibnu Saud juga berjanji Hijaz akan dikelola pemerintahan multinasional, khsusnya menyangkut Madinah dan Mekkah. Namun janji itu tinggallah janji.

Hujan Protes
Tahun 1926 protes massal Kaum Muslim bergerak di seluruh dunia. Resolusi diluncurkan dan daftar kejahatan Wahabi dibuat. Isinya di antaranya adalah:
1. Penghancuran dan penodaan tempat suci, di antaranya rumah kelahiran Nabi, pusara Bani Hasyim di Mekkah dan Jannat Al-Baqi (Madinah), penolakan wahabi pada muslim yang melafalkan Al-Fatihah di makam-makam suci tersebut.
2. Penghancuran tempat ibadah di antaranya Masjid Hamzah, Masjid Abu Rasheed, dan pusara para Imam dan sahabat.
3. Campurtangan pelaksanaan ibadah haji
4. Memaksa muslim mengikuti inovasi wahabi dan menghapus aturan atas keyakinan yang diajarkan para Imam mazhab
5. Pembantaian para sayid di Thaif, Madinah, Ahsa dan Qatif
6. Meratakan kuburan para Imam di Al-Baqi yang sangat di hormati kaum Syiah

Protes yang sama bermunculan di Iran, Irak, Mesir, Indonesia dan Turki. Mereka mengutuk tindakan barbar Saudi Wahabi. Beberapa ulama menulis traktat dan buku untuk mengabarkan dunia fakta-fakta yang terjadi di Hijaz adalah konspirasi karya Yahudi melawan Islam dengan berkedok Tauhid. Tujuan utama adalah menghapus secara sistematis akar sejarah Kaum Muslim sehingga nantinya Kaum Muslim kehilangan asal-usul keagamaannya.

Tindakan barbar Kaum Wahabi boleh jadi menginspirasi peristiwa bersejarah lainnya. Sejarah perang dunia kedua mengingatkan kita akan kekejaman Nazi Jerman. Orang-orang Yahudi melarikan diri setelah dikejar-kejar untuk dibunuh Nazi. Kekejaman Hitler diperingati dunia (Khususnya Jerman dan sekutunya). Kini Nazi dilarang dan orang yang mengusung simbol-simbolnya bisa dihukum dan diusir dari Jerman. Hitler dan Nazi Jerman membantai jutaan Yahudi (versi Ahmadinejad tidak mungkin sebanyak itu). Hitler tidak merusak bangunan karya Yahudi. Hitler tidak merusak kuburan. Bandingkan dengan tindakan Kaum Wahabi yang tidak saja membunuh dan mengusir orang hidup tapi juga orang-orang yang sudah wafat juga ikut “dibunuh’!!!”

Berikut ini daftar makam dan tempat yang dihancurkan
Di antaranya adalah keluarga langsung Nabi Muhammad SAW: Seluruh istri Nabi yang disebut Ummul Mukminin termasuk Aisyah, Hafshah, Zainab, dan lain-lain terkecuali Khadijah binti Khuwailid dan Maimunah binti Al-Harits. Makam Fatimah Az-Zahra, putri Nabi yang tidak diketahui posisinya, begitu juga dengan Ruqayah putri Nabi yang lain.

-Pemakaman Al-Mualla di Mekkah termasuk pusara isteri tercinta Nabi, Sayidah Khadijah binti Khuwailid, Makam Ibunda Rasulullah Siti Aminah binti Wahhab, makam pamanda Rasul Abu Thalib (Ayahanda Ali bin Abu Thalib) dan makam kakek Nabi Abdul Muthalib

-Makam  Siti Hawa di Jedah

-Makam ayahanda Rasul Abdullah bin Abdul Muthalib di Madinah

-Rumah duka (Baitl Al-Ahzan) Sayidah Fatimah di Madinah

-Masjid Salman Al-Farisi di Madinah

-Masjid Raj’at Ash-Shams di Madinah

-Rumah Nabi di Madinah setelah hijrah dari Mekkah

-Rumah Imam Ja’far Ash-Shadiq (Imam Keenam) di Madinah

-Komplek (mahhalla) bani Hasyim di Madinah

-Rumah Imam Ali bin Abi Thalib, tempat Imam Hasan dan Imam Husein dilahirkan

-Makam Hamzah dan para syuhada Uhud di gunung Uhud

Kemudian Ibrahim, putra Nabi Muhammad dari Maryam Al-Qibthiah
Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi SAW. 

Bibi dari Nabi Muhammad seperti Shafiah dan Atikah. 

Begitu juga dengan bibi Nabi Muhammad yang lain, Fatimah binti Asad, yang juga ibu dari Ali bin Abi Thalib. 

Dari keluarga Ahlul Bait: Hasan bin Ali, cucu Nabi, putri Fatimah dan Ali (Imam Kedua Ahlul Bait), Ali Zainal Abidin (Imam Keempat), Muhammad Al-Baqir (Imam Kelima), dan Ja’far Ash-Shadiq (Imam Keenam).


Diterjemahkan dari "HISTORY OF THE CEMETERY OF JANNAT AL-BAQI".
Catatan: Kerajaan Saud dan diamnya ulama Wahabi, lebih menghendaki dibangunnya jam raksasa di samping Ka’bah yang di bawahnya terdapat hotel mewah milik Barat, daripada harus membangun dan memperbaiki makam keluarga dan sahabat Nabi  SAW.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...