"Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS. Luqman 31:14)
Dari Abu Hurairah r.a, katanya: "Seseorang laki-laki
bertanya kepada Rasulullah
Saw, "Ya, Rasulullah, siapakah dari keluargaku yang paling berhak
dengan kebaktianku
yang terindah?" Jawab beliau, "Ibumu!, kemudian ibumu, kemudian ibumu,
kemudian
bapakmu, kemudian yang terdekat kepadamu, yang terdekat". Sahabatku
tercinta
rahimakumullah, bukankah Ibu adalah orang pertama yang kita kenal
ketika hadir
di alam ini? Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu
bersyukur. (QS. An-Nahl 16 : 78)
Beliau sambut kehadiran kita dengan penuh senyum
kebahagiaan. "Alhamdulillah,"
ucapnya lirih, betapa Allah Maha Kuasa, sungguh peristiwa melahirkan
adalah
suatu peristiwa yang teramat sangat luar biasa bagi seorang wanita.
Tak terbayangkan
betapa menderita berjuang antara hidup dan mati. Tiada peduli
urat-urat beliau
terputus, Masya Allah, betapa sungguh tak ternyana sakitnya tapi beliau ikhlas, "Untuk anakku tercinta akan
kukorbankan seluruh jiwa raga".
Betapa mulia seorang ibu, beliau sabar memelihara, menjaga, merawat,
dan membesarkan
kita. Duh ketika keremangan malam yang dingin ia dapati kita menangis.
Beliau
terjaga, beranjak bergegas menghampiri, memberikan apa yang kita
pinta. Masya
Allah . Beliau sangat sayang dan begitu pengasih, ketika kita sudah
bisa bermain,
berlari terkadang ibu memarahi kita, "Jangan main di sini anakku...
nanti kotor,
jangan begini begitu karena tidak baik!". Semua itu dilakukannya
karena tidak
ingin kita celaka.....
Ketika kita beranjak dewasa, perlu makan beliau rela
tak makan demi kita kasih
sayangnya begitu tulus tanpa pamrih tak mengharapkan apa-apa kecuali
kita sehat
dan selamat. Hari berganti hari detik, menit, waktu akhirnya kita
sadari hakikat
keberadaan diri ini. Jadi... terbuktilah bagaimana Allah Swt itu Ar
Rahmaan
dan Ar Rahiim, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Dengan Cinta-Nya Ia
memperkenalkan
diri-Nya melalui perantara seorang Ibu. Kalau ibu saja begitu, apalagi
Allah
yang menciptakan kita? Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaa ha
ilallah, Wallaahu
Akbar. Karena pengorbanan Ibu yang tak terhingga itulah, Allah
mewajibkan (memerintahkan)
kita supaya berbakti (berbuat baik) kepada beliau.
"Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang
mulia." (QS. Al-Isra’ 17:23)
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat
baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun
ia berdo'a:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah
Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang
saleh yang Engkau Ridhai: berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Al AhQaaf
46 : 15).
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al-Isra'17:24)
Dari Abu Hurairah r.a, katanya: "Seseorang laki-laki
bertanya kepada Rasulullah
Saw, 'Ya, Rasulullah, siapakah dari keluargaku yang paling berhak
dengan kebaktianku
yang terindah?' Jawab beliau, " Ibumu! Kemudian ibumu Kemudian ibumu,
Kemudian
bapakmu, kemudian yang terdekat kepadamu, yang terdekat.
Perbandingan cinta menurut Rasulullah kepada Ibu
dibanding Bapak adalah 3:1.
Berbakti sebaik-baiknya pada orangtua juga merupakan jihad yang Allah
janjikan
sangat besar pahalanya. Sebagaimana sabda Beliau Saw: Dari Abdullah
bin Amru
bin Ash r.a. katanya: Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah
Saw. Lalu
dia berkata: "Aku bai’at (berjanji setia) dengan Anda akan ikut hijrah
dan jihad,
karena aku mengingini pahala dari Allah. Tanya Nabi Saw, "Apakah
orangtuamu
masih hidup? Jawab orang itu, "Bahkan keduanya masih hidup". Tanya
Nabi Saw,
"Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah?" Jawabnya, " Ya!" Sabda
Nabi Saw,
"Pulanglah kamu kepada kedua orangtuamu, lalu berbaktilah pada
keduanya sebaik-baiknya!".
Besar pahalanya juga seimbang dengan besar dosanya jika tidak berbakti
padanya.
Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Saw sabdanya: "Dia
celaka! Dia celaka! Dia
celaka!" Lalu beliau ditanya orang, " Siapakah yang celaka, Ya
Rasulullah?"
Jawab Nabi Saw, " Siapa yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia
lanjut),
atau salah satu keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk surga
(dengan merawat
orang tuanya sebaik-baiknya)".
Bukti kecintaan Rasulullah kepada Ibu, dapat dilihat
dibawah ini, Dari Fadhal
r.a, katanya: Seorang perempuan dari Khats'am bertanya kepada
Rasulullah Saw,
katanya: " Ya, Rasulullah! Bapakku sudah tua renta, kepadanya terpikul
kewajiban
menunaikan ibadah haji, sedangkan dia sudah tak sanggup duduk di
punggung untanya,
bagaimana itu? Jawab Rasulullah Saw, "Hajikanlah dia olehmu!" Dari
Aisyah r.a.,
katanya : Seorang laki-laki datang bertanya kepada Rasulullah Saw, "
ya Rasulullah!
Ibuku meninggal dengan tiba-tiba dan beliau tidak sempat berwasiat.
Menurut
dugaanku, seandainya dia sempat berbicara, mungkin dia akan
bersedekah. Dapatkah
beliau akan pahalanya jika aku bersedekah atas nama beliau?" Jawab
Rasulullah
Saw, " Ya, dapat!" Dari Ibnu Abbas r.a., katanya: "Sa'ad bin Ubadah
pernah minta
fatwa kepada Rasulullah Saw. Tentang nazar ibunya yang telah
meninggal, tetapi
belum sempat ditunaikannya. Maka bersabda Rasulullah Saw, "Bayarlah
olehmu atas
namanya!" "
Bagaimana jika Orang tua kita menyuruh untuk mepersekutukan
Allah?
"Allah Berfirman: "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan
Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan
orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS Luqman 31:15).
Dari Asma’ binti Abu Bakar r.a., katanya: "Ketika
terjadi gencatan senjata
dengan kaum Quraisy, ibuku yang ketika itu masih musyrik mendatangiku.
Lalu
aku minta izin kepada Rasulullah Saw. Seraya berkata:" Ya Rasulullah!
Ibuku
mendatangiku, karena beliau rindu kepadaku. Bolehkah aku menemuinya?".
Jawab
rasulullah Saw, " Ya, boleh! Temuilah ibumu!" Begitu besar perhatian
Allah dan
kekasih-Nya pada orangtua kita. Walaupun Beliau (orangtua) menyuruh
kita mepersekutukan
Allah, Allah dan Rasul tetap mengharuskan kita untuk berbuat baik
kepada orangtua
kita.
Janganlah cinta kita pada
seseorang melebihi cinta
kita pada ibu. Bukankah peran seorang ibu sangat besar dalam kehidupan
ini?!
Kita terkadang tidak menyadari setelah kita dewasa, tidakkah kita
terpikir mampukah
kita membalas kasih sayang orang tua kita???
Seorang lelaki dikatakan baik jika ia
mampu menghargai seorang wanita.
Dan wanita itu dikatakan mulia jika ia senantiasa menghargai dirinya.
Tidak
ada bekas ibu ataupun bekas anak. Dan jika rasa cintamu pada ibu lebih
besar,
Insya Allah... Para laki-laki shalih akan merasa bahwa kelak
pendampingnya adalah
anugerah terindah yang diberikan Allah Swt pada dirinya, dan tidak
akan mampu
mencari penggantinya.
Para wanita shalihat akan selalu belajar menutupi
kekurangannya, karena ia
yakin bahwa "saya adalah yang terindah" dihatinya... Dari Abdullah bin
Umar
r.a., katanya Rasulullah Saw, bersabda: "Dunia ialah kesenangan.
Sebaik-baik
kesenangan dunia ialah perempuan yang saleh".
Jika para laki-laki shalih mendapati pasangannya
suatu kekurangan, sungguh
itu tak sebanding dengan kelebihannya. Maka itu bimbinglah sahabat
sejatimu
menjadi sempurna dengan bimbingan yang bijaksana, sebagaimana
Rasulullah membimbing.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi Saw bersabda:
"Siapa yang iman dengan
Allah dan hari kiamat, maka apabila dia menyaksikan suatu peristiwa,
hendaklah
dia menanggapi dengan baik atau diam. Bijaksanalah membimbing wanita,
karena
wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan bahagiannya yang paling
bengkok
ialah yang sebelah atas. Jika engkau berusaha meluruskannya, niscaya
dia patah.
Tetapi jika engkau biarkan, dia akan senantiasa bengkok. Karena itu
bijaksanalah
membimbing wanita dengan baik."
Dan hidup ini akan selalu menyapu kesejukan dan
keteduhan dalam diri kita semua.
Membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah dan senantiasa
diberkahi Allah
Swt. Aamiin, Ya Rabbal aalamiin.
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku pada kedua ibu
bapakku dan sekalian orang-orang
mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS. Ibrahim 14 : 41)Sumber : Era Muslim
0 komentar:
Posting Komentar