English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Senin, 23 Januari 2012

BILA LIDAH TELAH RINGAN MENGUCAP DOA

Manakala kita telah dekat dengan Allah dan telah ramah dengan-Nya, pasti Allah  tidak akan menahan-nahan permintaan hamba-Nya. Bahkan Allah menggerakkan pada hamba-Nya supaya terus bermohon dan berdoa kepada-Nya. Bagaimanakah apabila Allah SWT. telah meringankan lidah hamba-Nya, dan bagaimanakah selanjutnya? Dalam hal ini Imam Ibnu Athaillah Askandary telah memberikan kesimpulan dalam Kalam Hikmah beliau sebagai berikut :

"Manakala Allah membukakan lidah anda dengan bermohon (kepadaNya), maka ketahuilah, sesungguhnya (Allah) berkehendak akan memperkenankan (permohonan) anda."
Penjelasan Kalam Hikmah ini adalah sebagai berikut :

1. Yang dimaksud dengan Allah membukakan lidah kita, artinya Dia meringankan lidah kita pada berdoa dan memohonkan sesuatu yang kita hendaki kepada-Nya. Dengan ringan lidah kita berdoa dan memohonkan kepada Allah, berarti kita telah mulai merasakan dan telah mulai menghayati kefakiran kita kepada-Nya. Apabila kita sudah merasakan dan menghayati bahwa kita betul-betul berhajat kepada-Nya , oleh karena Dia yang sanggup menyampaikan hajat-hajat mahluk-Nya. Maka ketika itu kita tidak boleh tertinggal dari menyampaikan apa saja hajat kita kepada Allah, bermohon kepada-Nya supaya hajat jita itu disampaikan oleh-Nya dan supaya maksud kita diberkahi pula oleh-Nya.

2. Apabila hal di atas telah kita rasakan pada diri kita, berarti Allah memberikan kapada kita doa, yakni menghendaki supaya kita bermohon kepada-Nya. Ketika itulah, maka apa yang kita mohonkan kepada Allah akan diperkenankan oleh-Nya. Adakala Allah memperkenankan maksud yang kita tuju dan yang kita kehendaki, atau selain itu, yang menurut Allah itu lebih baik daripada sesuatu yang kita mohonkan kepada-Nya. Adakala permohonan kita itu diperkenankan Allah dengan segera ataupun ditangguh; yakni ditangguhkan waktunya oleh Allah s.w.t. kepada waktu yang sesuai menurut ilmu-Nya. Yang sudah terang, bahwa kita berdoa dan bermohon kepada Allah SWT adalah dengan kehendak-Nya. Buktinya bahwa Allah meringankan lidah kita untuk berdoa kepada-Nya. Dan ini pasti dibarengi dengan perasaan dan pengakuan yang sempurna bahwa kita sangat berhajat kepada Allah. Sebab segala sesuatu tidak akan berhasil jika tidak dengan seizin dan kehendak-Nya.

Apabila demikian keadaan permohonan kita kepada Allah, maka Allah memperkenankan doa kita sesuai dengan janji-Nya, lebih-lebih apabila kita berdoa itu di waktu-waktu yang mustajab, di mana hati kita tidak lupa dan lalai kepada-Nya. Yakni waktu mustajab menurut lahiriah, dan mustajab pula disebabkan dibarengi oleh keadaan kita tidak lupa kepada-Nya.


3. Perlu diketahui bahwa gambaran kecintaan Allah kepada hamba-Nya, yang ada hubungannya dengan Allah, memperkenankan maksud dan permohonannya, adalah jauh berbeda antara hamba Allah biasa dengan hamba Allah yang telah diangkat martabatnya oleh Allah sebagai Wali-Nya dan orang yang begitu dekat dengan-Nya. Misalnya saja, bagaimana Allah dengan Wali-Nya, dapat kita lihat dari Hadis Anas bin Malik r.a. yang dalam bahasa Indonesianya sebagai berikut:

Telah bersabda Rasulullah SAW : "Apabila Allah telah mencintai hamba-Nya, maka Allah turunkan bala keatas hamba-Nya itu dan Allah ikatkan bala-Nya atas hamba tersebut. Apabila hamba itu berdoa, maka para malaikat berkata: Wahai Tuhanku, itu hamba-Mu si fulan, sampaikanlah hajatnya. Allah menjawab : Jangan campur tangan pada hamba-Ku itu. Karena sesungguhnya Aku cinta dan sayang mendengarkan suaranya berdoa dan bermunajat. Apabila si hamba berkata: Wahai Tuhanku! Maka Allah menjawab: Selamat wahai hamba-Ku dan bahagialah engkau. Tidak kamu seru sesuatu kepada-Ku melainkan AkU perkenankan buatmu. Dan tidak engkau mohon sesuatu pada-Ku, melainkan Aku berikan dan Aku perkenankan buatmu. Ada kala Aku segerakan kepadamu apa yang kamu pinta. Ada kala Aku simpan disisiku sesuatu yang lebih baik buatmu. Dan ada kala Aku hindarkan bala darimu dengan doa tersebut, yaitu (dihindarkan)dari cubaan dan bala yang lebih besar dari yang tersebut."

Yang sudah pasti, tidak ada doa hamba-Nya yang saleh yang tidak diperkenankan oleh-Nya. Bahkan Insya Allah pasti diperkenankan-Nya. Cuma apakah doa itu sesuai dengan apa yang dimohonkan hamba-Nya itu atau tidak. Apakah cepat diperkenankan-Nya atau tidak. Dan apakah diperkenakan-Nya didunia atau disimpan oleh-Nya dengan jalan (sebagai gantinya) dijauhkannya bala dan petaka dari hamba-Nya, baik di dunia atau di akhirat. Allahlah yang Maha Mengetahui dan yang Maha Kuasa.

Kesimpulan :

Berdoa kepada Allah tidak sunyi dari salah satu dua gambaran. Ada kala berdoa kepada Allah dalam keadaan biasa, bukan karena gugahan hati dan dorongan ilham yang mendesak kita berdoa. Doa yang begini diperkenankan juga oleh Allah, tetapi belum dapat dipastikan, sebab tekanan kita berdoa belum sampai pada tingkat penghayatan keyakinan perasaan kefakiran kita kepada Allah SWT.

Ada kala berdoa kepada Allah memang karena hobi kita, hati kita menggugah untuk berdoa kepada-Nya. Jadi apabila berdoa kepada Allah dengan tekanan demikian, maka ketahuilah bahwa Allah yang Maha Pemurah tidak akan melewati dan membiarkan doa kita begitu saja tanpa diperkenankan oleh-Nya. Tetapi yakinlah bahwa nilai doa kita sama seperti nilai doa hamba-hamba-Nya yang sedang dalam keadaan darurat atau kebutuhan yang sangat di mana tidak ada jalan lain selain hanya kepada Allah. Dengan penuh perasaan lahir batin, kontak ingatannya hanya kepada Allah, di samping khusyuk dan tawadhuknya kepada Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Inilah yang dimaksud dengan syair Tauhid dan Tasawuf:

"Jikalau Engkau (ya Allah) tidak mahu memberikan permohonan yang aku harapkan, Dari kelimpahan kemurahan-Mu, niscaya Engkau (ya Allah) tidak akan mengilhamkan padaku memohon permohonan."

Maksudnya, karena Allah telah mengilhamkan pada kita buat berdoa dan bermohon kepada-Nya, maka tentu Allah dengan limpahan kurnia-Nya akan memperkenankan doa permohonan kita. Tetapi jika Allah tidak berkehendak memperkenankannya, maka tentu Dia tidak mengilhamkan kita untuk berdoa dan bermohon kepada-Nya.

Alangkah indahnya syair ini. Alangkah mendalamnya perasaan keindahan yang terkandung di dalamnya. Perasaan keindahan kehampiran lahir dan batin antara manusia sebagai hamba-Nya dengan Allah SWT sebagai Pencipta alam semesta dan yang bersifat dengan Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Penyayang.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...