Oleh : Ustadz Ibnu Mas'ud
Sumber : https://www.facebook.com/note.php?note_id=10150235466766241
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi penghuni neraka Jahannam
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak diperguanakan untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS.
Al-A’raaf : 179)
Manusia adalah makhluk yang sempurna.
Allah SWT bukan hanya telah memberikan hati, mata dan telinga, akan
tetapi akal dan keinginan (nafsu) yang dimilikinya memberikan
kesempurnaan lebih diantara makhluk-makhluk lainnya. Hal ini pulalah
yang mendasari bahwa manusia harus mampu mensyukuri nikmat tersebut. Ada
dua pilihan bagi manusia dalam hidup ini, yaitu menjadi orang yang
bersyukur atau kufur. Rasa syukur akan menumbuhkan ketaatan kepada
Allah, sedang kekufuran hanya akan melahirkan kemurkaan-Nya. Dan pada
akhirnya neraka memang diperuntukkan bagi mereka yang kufur. Kehidupan
orang-orang kafir di neraka penuh penyesalan yang tiada arti.
Sebagaimana Allah gambarkan melalui firman-firman-Nya.
Rasulullah saw bersabda, Seringan-ringan
siksa manusia (di neraka) ialah dipakaikannya sepasang alas kaki
berikut kedua pengikatnya dari api neraka. Dari keduanya mampu
mendidihkan otaknya sebagaimana mendidihnya air di kuali. Ia tidak
melihat ada yang lain yang dianggapnya lebih berat siksanya dari dirinya
sendiri, padahal sebenarnya itu adalah seringan-ringannya siksaan ahli
neraka.” (HR. Bukhari, Muslim dan Turmudzi)
Muhammad
bin Ka’ab berkata, “Sesungguhnya penghuni neraka akan (ada kesempatan)
memanggil-manggil sampai lima kali, empat kali diantaranya akan mendapat
jawaban dari Allah SWT, sedang setelah itu mereka tidak lagi dapat
berbicara untuk selama-lamanya.
Penghuni neraka berkata,
قَالُوا
رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ
فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ
“Mereka
berkata, “Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali, dan
telah menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa-dosa
kami. Maka adakah sesuatu jalan bagi kami untuk keluar dari neraka?”
(QS. Al-Mukmin: 11)
Maka Allah menjawab mereka dengan firman-Nya,
ذَلِكُمْ
بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ
تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
“Yang
demikian itu adalah karena kamu kafir apabila hanya Allah saja
disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan
sekarang ini adalah pada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS.
Al-Mukmin: 12)
Kemudian mereka berkata,
رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
“Ya
Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami
ke dunia, kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang yakin.” (QS. As-Sajdah: 12)
Maka Allah menjawab dengan firman-Nya,
أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ
“Bukankah kamu telah bersumpah dahulu di dunia, bahwa sekali-kali kamu tidak akan mati? (QS.Ibrahim: 44)
Kemudian mereka berkata,
رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ
“Ya
Tuhan kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjaan amal
shaleh, berlainan dengan yang pernah kami kerjakan.” (QS. Fathir : 37)
Maka Allah menjawab dengan firman-Nya,
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
“Dan
apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk
berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan apakah tidak datang kepada
kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah adzab Kami, dan tidak ada lagi
bagi orang-orang yang zhalim seorang penolong.” (QS. Fathir : 37)
Kemudian seru penghuni neraka,
قَالُوا
رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ
رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ
“Ya
Tuhan kami,, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami
orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya dan
kembalikanlah kami ke dunia, maka jika kami kembali juga pada
kekafiran, sesungguhnya kami adalah orang-orang zhalim.” (QS.
Al-Mukminun: 106-107)
Maka Allah menjawab mereka dengan firman-Nya,
قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلا تُكَلِّمُونِ
“Tinggallah didalamnya dengan hina, dan janganlah kamu berbicara dengan aku.” (QS. Al-Mukminun : 108)
Dan setelah itu, untuk selama-lamanya mereka tidak dapat berbicara. Dan demikianlah puncak siksa yang sangat berat;
لا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا
“Mereka
tidak mendapat kesejukan di dalamnya, dan tidak pula mendapat minuman,
selain air yang mendidih juga nanah.” (QS. An-Naba’: 24-25)
Nabi
saw bersabda akan hal itu, “Andaikata seember saja dari nanah tersebut
dicurahkan ke dunia, pasti akan terbakarlah penghuni dunia seluruhnya.”
Dan Allah berfirman,
لا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا
“Setiap
kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang
lain, supaya mereka merasakan adzab.” (QS. An-Nisa’ : 56)
Nabi
saw bersabda, “Penghuni neraka dimakan api setiap harinya tujuh puluh
ribu kali, dari setiap kali api itu membakar mereka, maka dikatakanlah
kepada mereka, “Kembali lagi,” maka jasad mereka pun kembali lagi
seperti sedia kala. Sedang disana mereka tidak pernah mati. Sebagaimana
firman Allah SWT
وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ
“Dan
datanglah bahaya maut kepadanya dari segenap penjuru, tapi dia tidak
juga mati, dan dari hadapannya masih ada adzab yang pedih.” (QS.
Ibrahim: 17)
Dari keterangan Al-Qur’an dan Sunnah yang
shahih tersebut dapat disimpulkan, bahwa penduduk neraka adalah
orang-orang musyrik, kafir, munafik, orang-orang yang sombong, dan
pemimpin yang zhalim, para pezina, peminum khamer, pemakan riba dan
harta anak yatim tanpa alasan yang benar, pembunuh orang mukmin tanpa
hak, pelaku bunuh diri, orang yang meninggalkan shalat, zakat dan shaum,
dan orang yang durhaka kepada orang tuanya, yang kesemuanya adalah
cerminan orang-orang yang kufur akan nikmat Allah SWT. Sungguh besar
kehinaan dan kecelakaan para penghuninya.
Wahai manusia
durhaka yang senantiasa bergelimang dengan maksiat dan dosa, tidaklah
kedahsyatan Jahannam menggetarkan hatimu? Allah menyediakan untuk
hamba-hamba-Nya yang ingkar lagi sombong. Ingatlah, sekecil apapun dosa
yang pernah engkau lakukan, janganlah merasa aman dari adzab Allah,
sadarlah dan bertaubatlah. Dimanakah dan kemanakah nikmat Allah selama
ini engkau habiskan? Besar kecil nikmat bukan menjadi ukuran untuk tidak
bersyukur kepada-Nya. Akan tetapi taufik, hidayah keimanan dan
kesehatan adalah modal untuk menghindar dari dahsyatnya api neraka.
Wallahu A’lam dan smg bermanfa'at untuk kita semua. Amiin
Sumber : https://www.facebook.com/note.php?note_id=10150235466766241
0 komentar:
Posting Komentar