English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Jumat, 16 Desember 2011

SEDIH YANG TERPUJI

Kesedihan ini bukanlah kesedihan yang dirasakan oleh orang - orang yang mengejar dunia yaitu sedih karena dunia dan gembira pun karena dunia. Namun kesedihan ini adalah kesedihan yang dilanda rasa takut, waspada dan penuh harapan jauh dari rasa putus asa dan pesimis.

Hasan Al Basri Rohimahulloh berkata "Sesungguhnya seorang mukmin itu dipagi hatri bersedih, dipetang hari bersedih karena dia berada diantara dua rasa takut. Pertama karena dosa yang yang telah lalu sedang ia tidak tahu apakah Alloh mengampuninya atau tidak dan yang kedua adalah tentang umur yang tersisa karena ia tidak tahu apakah kebinasaan akan menimpa dirinya"

Jika demikian maka hal itu adalah rasa takut jika dirinya mengikuti hawa nafsu dan penyimpangannya, khawatir jika dirinya binasa karena terjerumus dalam kejahatan atau terperangkap dalam kebinasaan. Inilah kesedihan karena pengaruh iman, kesungguhan untuk menyahutnya, kuat pengaruh, yang mendorong seorang mukmin untuk berusaha bersabar, menjaga diri, membekali diri dengan sabar dan mujahadah karena dia hidup selalu diantara dua rasa takut, kesalahan yang telah lalu, tanggungjawab dan pengaruhnya pada masa yang akan datang. 

Dia akan berungguh - sungguh untuk menghapus kesalahan yang telah lalu dengan cara berbuat baik dan menjaga diri dari tipu daya syetan dimasa yang akan datang. Begitulah kesedihan yang terpuji tidak seperti kesedihan orang - orang yang cinta dunia dan rakus dengan dunia.

Adapun orang - orang yang menyangka bahwa dunia adalah tempat untuk bersenang - senang, berfoya - foya dan bersuka ria sampai lupa pada akhirat, lupa akan hakikat dunia dengan segala isinya maka alangkah berat kesedihan mereka pada hari dimana manusia berdiri dihadapan Alloh. Alangkah ruginya mereka karena telah bersuka ria dan mengolok - olok orang - orang yang bertakwa yang senantiasa berhati - hati dan bersedih di dunia. Padahal orang - orang yangn bertakwa nantinya akan berkata : "sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada ditengah - tengah keluarga kami merasa takut (akan diadzab). Maka Alloh memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab neraka" (Q.S : Ath - Thur : 26 - 27)

Sesungguhnya Islam tidak melarang manusia untuk merasakan senang, gembira dan ceria akan tetapi Islam melarang segala sesuatunya yang melebihi batas dalam hal ini senang yang bisa membuat manusia lalai dari akhirat dan seolah - olah akan hidup didunia selamanya. Senang dan gembira boleh - boleh saja namun jangan sampai melupakan ibadah , melalaikan perintah-Nya meninggalkan kewajiban - kewajiban yang mengikat manusia itu sendiri bahkan Islam menyeru untuk selalu bermuhasabah, banyak berfikir, mengikuti perintah dan mempersiapkan diri untuk bekal di akhirat sebagaimana dalam Al Quran : "Wahai orang - orang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yanng telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Alloh, sersungguhnya Alloh Maha Maengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang - orang yang lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang - orang yang fasiq. (Q.S : Al Hasyr : 18 -19)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...