English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Sabtu, 31 Desember 2011

PENYAKIT HATI

Sebagai hamba Allah yang baik, tentu kita menyadari betapa besar nikmat yang telah Allah berikan kepada kita di segala kehidupan. Betapa setiap cita-cita yang kita inginkan, setiap niat yang ada di hati sanubari, setiap keinginan yang tertanam, dan setiap keberhasilan yang kita capai mustahil tanpa pertolongan atau inayah dari Allah Rabbul Izzati. Artinya apa? Bahwa apa pun yang kita lakukan, langkah apa pun yang kita kerjakan, keberhasilan yang kita capai ini semata-mata sayangnya Allah kepada kita dan karunia Allah yang diberikan kepada kita.

Untuk itulah, kita harus senantiasa bertafakur, senantiasa mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan ketakwaan kita melalui menjalankan apa yang Allah perintahkan, dan berupaya menjauhkan apa yang dilarang-Nya. Tentu kita berharap dengan berdoa, mudah-mudahan segala langkah perbuatan kita, hidup di alam yang fana ini senantiasa mendapatkan ridho dari Allah SWT. Shalawat dan salam kita haturkan keharibaan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, juga kita selalu berharap dan berdoa semoga kelak di yaumil kiamah syafaat dari beliau akan terlimpah kepada kita.
Di suatu sore Rasul berkumpul dengan para sahabat di dalam masjid sambil menunggu datangnya waktu Ashar. Ketika sudah berkumpul para sahabat, Rasulullah mencari seseorang di sekitarnya. Lalu Rasul berkata kepada para sahabat, ”Sebentar lagi ahli surga akan masuk ke dalam masjid.” Para sahabat merasa terkejut, kenapa? Karena seluruh sahabat yang dekat dan dicintai Nabi sudah berkumpul di dalam masjid. Siapa lagi yang beliau tunggu itu.

Tidak lama kemudian masuklah seseorang yang tidak cukup dikenal. Dia orang biasa, tidak selalu dikenal di kalangan para sabahat karena berasal dari kampung. Para sahabat masih berpikir mungkin ada yang lain. Ternyata ketika tiba datangnya waktu Ashar itulah orang yang terakhir tadi. Begitu pula dengan esok harinya, Rasulullah berkata demikian,” Sebentar lagi ahli surga akan masuk ke dalam masjid.” Sahabat masih mengira bukan orang yang kemarin. Ternyata yang datang terakhir ke masjid, orang yang kemarin lagi. Tiga hari berturut-turut itulah yang terjadi, hingga pada akhirnya para sahabat yakin dialah orangnya yang disebut ahli surga.

Di antara para sahabat, Abdullah bin Umar agak sedikit penasaran. Siapakah gerangan orang itu? Ibadah apa yang dilakukan sehingga Rasul mengatakan dia adalah ahli surga? Maka setelah usai sholat Ashar, Abdullah bin Umar mengikuti orang ini tinggal untuk melihat bagaimana ibadahnya. Hamba Allah yang dinyatakan sebagai ahli surga ini sudah tahu kalau dia diikuti, ia berjalan meliwati gang-gang kecil sampai akhirnya tiba di gubuk yang reyot. Menolehlah ia ke sahabat Abdullah bin Umar dan bertanya,” Ada apa yang menyebabkan engkau mengikuti dari masjid sampai ke rumahku?”

Abdullah bin Umar berkata, ”Tuan saya ingin bermalam di rumah tuan.” Lalu ia menjawab, ”Bagaimana kamu bisa tidur di rumahku, sedangkan rumahku kecil dan untuk keluargaku saja sudah susah. Jika kamu mau silahkah, tapi beginilah tempatku.” Setelah mendapat izin, Abdullah bin Umar memerhatikan apa yang dilakukan hamba Allah ini, kapan ia bangun tidur untuk melaksanakan shalat malam. Tapi sampai datangnya waktu subuh, ternyata orang itu tidak bangun malam. Ketika datang waktu subuh barulah ia bangun lalu ke masjid ikut sholat berjamaah dengan Rasul setelah itu pulang.
Kemudian Abdullah bin Umar berpikir, ibadahnya tidak lebih dari yang lainnya. Tapi mungkin ada amalan-amalan lainnya. Pagi hari orang itu bekerja menempuh perjalanan jauh. Ternyata di suatu tempat orang itu hanyalah pembuat batu.
Begitu menjelang waktu Dhuhur, begitu pula ia lakukan menuju masjid untuk sholat berjamaah dengan Rasul. Abdullah bin Umar yang penasaran bertanya, ”Saya ini bingung, beberapa waktu yang lalu Rasulullah berkata sampai tiga hari berturut-turut bahwa akan ada orang ahli surga. Tapi ibadah kamu sesuai dengan apa yang kami lakukan. Kewajiban-kewajiban yang kami lakukan, tidak jauh berbeda. Tapi mungkin kami dan para sahabat lainnya lebih dalam masalah ibadah.”

Hamba Allah ini berkata, ”Mungkin ibadahku kalah dari kalian. Tapi perlu kamu tahu, kemungkinan yang menyebabkan Rasulullah berkata seperti itu, karena suatu hal yang aku jaga dalam hidup, pertama lidahku tidak pernah aku gunakan untuk menyakiti orang lain. Artinya, aku tidak pernah berbuat gibah, aku tidak pernah memfitnah, aku tidak pernah berdusta, aku tidak pernah kotori lidah ini dengan perkataan buruk. Dan yang kedua wahai Abdullah bin Umar, hatiku tidak pernah iri dengan kelebihan yang dimiliki orang lain. Bahkan aku selalu bersyukur jika Allah memberikan karunia yang besar terhadap orang-orang yang disebelah aku.”

Ini suatu ikhtibar betapa antara hati dengan lidah tidak bisa dipisahkan. Maka jika kita bisa menjaga hati dengan baik, menjaga lidah dengan baik. Dan, percaya jika hati yang bersih dari rasa takabur, ria, syirik, iri, dengki serta penyakit hati lainnya, maka lidah secara otomatis akan menjadi baik. Itulah sebabnya Rasul pernah memberikan gambaran iman seseorang tidak akan surut sebelum hatinya surut. Hati tidak akan surut manakala lisannya lurus.

Betapa peranan hati menjadi sangat penting dalam kehidupan. Sebab itulah untuk menghilangkan berbagai penyakit di dalam hati, agar supaya lidah kita menjadi lurus, maka obat yang paling tepat tidak lain adalah selalu menyebut nama Allah. Berdzikir kepada Allah itulah obat yang sangat mujarab untuk meluruskan hati, meluruskan lidah kita di dalam hidup ini. Kenapa? Kita selalu berpikir di dalam hidup selalu berdoa pada Allah tapi belum dikabulkan. Mungkin, hati kita masih terdapat sifat-sifat yang jelek, masih ada dosa dalam diri kita, masih ada rasa takabur dalam hati kita. Itulah yang menyebabkan doa kita terhalang dengan penyakit-penyakit yang ada dalam hati.

Di zaman Nabi Musa pernah terjadi kemarau panjang. Begitu panjangnya membuat umat Nabi Musa datang untuk meminta kepada Allah agar musibah ini cepat-cepat diangkat oleh Allah, paling tidak Allah turunkan hujan. Lalu Nabi Musa bermunajat kepada Allah, dan mendapat petunjuk untuk mengumpulkan umat dalam suatu tempat untuk berdoa. Tapi apa yang terjadi, tatkala Nabi Musa menyampaikan kepada umatnya untuk bertaubat dan berserah diri sebelum bermunajat kepada Allah untuk mengakui segala dosa dan kesalahannya ternyata hujan belum turun juga. Ada apa gerangan?

Seorang rasul yang menjadi kekasih Allah, dan satu-satunya Nabi bisa berbicara langsung kepada Allah tatkala doanya belum dikabulkan langsung bertanya kepada Allah. Ternyata ada salah satu umatnya yang hatinya masih kotor. Jika umatnya ingin dikabulkan doanya agar satu orang itu keluar dari kelompok. Maka Nabi Musa langsung berdiri dan memberi tahu kepada umatnya bahwa Allah tidak mengabulkan doa mereka karena di antara umatnya belum ada yang bertaubat kepada Allah, masih ada yang hatinya kotor. ”Maka jika di antara kalian yang masih belum bertaubat kepada Allah dipersilahkan keluar dari kelompok ini agar doa kita dikabulkan oleh Allah,” kata Nabi Musa AS.

Terdiam seluruh umat Nabi Musa, namun ada satu orang yang merasa belum bertaubat kepada Allah, hatinya kotor karena telah bebuat dosa. Karena kuatir jika keluar dari kelompoknya semua orang akan tahu, ia menunduk langsung bertobat kepada Allah tanpa diketahui sekelilingnya. Ketika taubatnya langsung diijabah oleh Allah, tanpa ada tanda-tanda hujan pun langsung turun. Nabi Musa pun terheran karena belum keluar dari kelompoknya tapi kenapa hujan turun.

Maka Allah berkata kepada Nabi Musa, ”Wahai Musa, umatmu, hamba-Ku yang hatinya kotor tadi telah bertaubat dengan taubatan nasuha. Maka Kuterima taubatnya, dan hujan ini sebagai diterima taubatnya.” Kisah ini menjadi gambaran jika disaat ini banyak ujian dan cobaan yang menimpa negara kita, mungkin karena hati-hati kita yang kotor, ada rasa iri, syirik dan dengki diantara kita, mungkin tidak adanya kedamaian diantara kita. Dan yakinlah dengan hati yang bersih, doa kita akan dikabulkan oleh Allah, insya Alloh......

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...