English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Rabu, 28 Desember 2011

APA BENAR ORANG2 YANG BERZIARAH KE MAKAM PARA NABI DAN PARA WALIYULLAH ITU SYIRIK???


Oleh : Imam Nawawi

Jika tujuan orang-orang yang berziarah ke makam para Waliyullah itu sekedar minta kepada kuburan……! berdoa kepada batu mati yang menancap di atas sesonggok tanah kering….?, siapa yang tidak mengerti bahwa perbuatan tersebut hukumnya syirik. Kalau memang benar bahwa orang yang berziarah kekuburan para waliyullah itu syirik..?, sekarang ada pertanyaan; “sekiranya yang ditanam di bawah tanah kering yang ditancapi batu nisan itu jasad kita, maukah orang-orang yang berbuat syirik itu menziarahi kuburan kita…?”, kalau ternyata tidak mau, apa bedanya jasad kita dengan jasad para waliyullah itu…? Ada apa di dalam jasad kita dan ada apa pula di dalam jasad mereka, padahal sama-sama jasad yang sudah mati….?. mengapa jasad para Wali itu dapat menarik hati orang banyak hingga datang dari tempat yang jauh sekedar ziarah atau tabarrukan sedang kepada jasad kita tidak…?

Barangkali ada sudut pandang yang berbeda sehingga hati yang mulia telah menjadi salah sangka. Kalau orang bertanya : “Mengapa orang banyak itu jauh-jauh dengan bersusah payah mau datang ke kuburan orang yang sudah mati…?”. Maka jawabannya gampang, karena mereka itu adalah orang-orang bodoh hingga mampu berbuat yang tidak masuk akal, masak orang mati kok kuburannya didatangi dari jauh-jauh. Akan tetapi coba pertanyaannya agak dirubah sedikit: “Ada apa kiranya di kuburan orang itu…?, mengapa setiap hari orang-orang dari tempat yang jauh itu DIDATANGKAN oleh Allah Ta’ala untuk berziarah kesana…? mengapa tidak didatangkan ke kuburan kita….?. Maka jawabannya agak sulit karena membutuhkan ilmu yang luas dan penelitian yang mendalam kecuali bagi orang-orang yang hatinya ada Inayah dari Allah Ta’ala sehingga nur imannya mampu menyinari ilmu yang ada di bilik akalnya.

Bukankah semua orang tahu bahwa apa saja yang terjadi, pasti terjadi atas takdir Allah Ta’ala, sekarang pertanyaannya begeni; mengapa orang banyak itu setiap hari dari jauh-jauh DITAKDIRKAN Allah Ta’ala datang berziarah di kuburan para Waliyullah itu dan tidak ditakdirkan datang ke kuburan kita..? ada rahasia apa di balik itu…?. Kalau semacam ini pertanyaan yang dilontarkan, barangkali siapapun dapat menemukan jawabannya asal hatinya selamat dari penyakit hati yang dapat mematikan iman, kalau tidak, berarti hati kita perlu diteliti kembali, barangkali di dalamnya tercemar oleh penyakit-penyakit yang dimasukkan oleh syaitan jin yang gentayangan.

Maka jawabannya seperti ini: Itulah buah ibadah, para waliyullah itu sekarang sudah waktunya menuai bibit yang dahulu mereka tanam, yaitu kasih sayang kepada umat yang dikemas di balik perjuangan dan do’a-do’a. Karena keprihatinan hati kepada keselamatan orang lain yang notabene bukan apa-apanya telah membuahkan hasil, maka sekarang mereka telah menuai hasilnya itu, yakni didoakan kembali oleh manusia-manusia yang berterima kasih atas jasa-jasa mereka, didatangi dan dido’akan oleh orang-orang yang bersyukur atas kenikmatan iman di dalam hati hasil jerih payah yang dahulu telah mereka kerjakan, itu terjadi sebagai dzikir balik dari Allah Ta’ala kepada para Kekasih itu karena mereka dahulu telah berdzikir kepada Allah Ta’ala melalui keperihatinan hati kepada umat manusia sepanjang hidupnya. Hal tersebut merupakan bentuk pelaksanaan janji Allah Ta’ala yang tidak akan pernah dipunggkiri, bahwa Allah telah berfirman yang artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) –Ku” (QS: al-Baqoroh ayat 152).

Oleh karenanya, jika kita ingin mendapat kegembiraan seperti itu, yakni di saat keluarga kita saja terkadang melupakan jasad mati kita, orang lain didatangkan Allah Ta’ala untuk memberikan kegembiraan – maka sejak sekarang kita harus menggembirakan hati orang lain, supaya kelak ketika hati kita sedang sepi di dalam penantian yang panjang di alam kubur, Allah Ta’ala menghibur dengan datangnya orang lain menziarahi kuburan kita. ^_^

Ketika kejelekan-kejelekan karakter duniawi sudah tidak sempat lagi membekas di hati, ketika fitnah-fitnah kehidupan yang semestinya membakar telinga malah menyejukkan perasaan, itulah ciri hati orang-orang yang suka berbuat ihsan (al-Muhsinin), karena yang terlihat oleh matahati dari realita yang dihadapi hanyalah Allah Ta’ala dengan segala qada’ dan qadar-Nya, hanya irodah dan takdir-Nya, yaitu kehendak-Nya yang azaliyah untuk mentarbiyah seorang hamba yang dicintai. Dada mereka bagaikan hamparan bumi, apa saja boleh masuk, boleh kotoran boleh penyakit, akan tetapi yang keluar darinya hanyalah kebaikan dan obat belaka. Layaknya seperti seorang dokter, sungguhpun setiap saat mereka harus bergulat dengan penyakit dan orang sakit, tapi dokter yang sejati itu selamanya tidak akan tertular penyakit.

Keberadaan seorang “Muhsinin” yang sejati itu dimana-mana akan menjadi bagai tambang kebaikan, karena setiap tarikan nafas serta detak jantungnya hanya dimuati pengabdian, menyelesaikan permasalahan umat hingga kadang-kadang melupakan urusan pribadi. Kebanyakan orang datang kepadanya hanya untuk sekedar mengadu dan mencari solusi, bahkan tidak peduli walau orang baik itu sendiri sedang bersedih. Semakin banyak orang yang mengenal, semakin banyak pula masalah yang harus dihadapi, sehingga akibatnya, semakin lama dada orang yang “muhsinun” itu menjadi bagaikan bak sampah, karena hanya dipenuhi kesusahan dan kesedihan orang-orang yang mengelilingi. Itulah dokter-dokter ummat sejati, dengan amanat yang ada di pundak, mendorongnya untuk menghidupkan dzikir dan mujahadah malam. Ketika do’a-do’a yang ikhlas itu mendapatkan ijabah, maka jadilah sebagai sebab Allah Ta’ala membukakan pintu rahmat-Nya kepada umat. Bahkan dari sebab linangan air mata yang meleleh di pipi karena menangisi kesedihan umat, kadang-kadang menjadikan sebab Allah Ta’ala menurunkan air hujan di daerah yang ditangisi itu, bahkan konon, apabila di Baitullah Makkah al-Mukarromah, selama tujuh hari saja mereka absen tidak melakukan thowaf, berarti hari kiyamat segera akan datang.

Sebagian mereka bagaikan pelita-pelita bumi, walau di siang hari keberadaannya tidak tampak karena kesibukan lahir untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari, akan tetapi di malam hari, bersama gemerlap bintang di langit sanggup menjadi penerang jalan bagi sang musafir yang sedang bersedih hati. Maka, wahai laron-laron liar yang ingin mencari penerang jalan, Anda jangan mengingkari keutamaan Allah yang telah diberikan kepada para Wali itu, terlebih dengan menyirikkan sesama saudara beriman yang menziarahi makam mereka, bersegeralah bertaubat dan mendekat kesana, mencari dimana mereka menyembunyikan mutiara azaliyah itu, supaya sang laron yang nakal dan tidak tahu diri itu dapat menemukan hidayah Allah Ta’ala. Maka sungguh benar Allah dengan firman-Nya: “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat dari orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-A'roof ayat 56)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...