English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Kamis, 01 Maret 2012

SERUAN RUH SETELAH KELUAR DARI BADAN

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan Aisyah ra. beliau berkata, “aku sedang duduk bersila di dalam rumah ketika Rasulullah masuk dan memberi salam padaku, maka aku berdiri untuk menyambut kedatangannya sebagaimana biasa, lalu Rasulullah saw. bersada, “duduklah pada tempatmu, tak usah berdiri hai Ummul Mukminin.” Aisyah melanjutkan ceritanya, “kemudian Raulullah duduk dan meletakkan kepalanya pada pangkuanku dan tidur telentang. Dengan tak sengaja aku mencari uban yang ada pada jenggot beliau dan terlihat 19 rambut yang telah memutih maka aku berpikir dalam hatiku dan berkata , “Sesungguhnya dia akan keluar dari dunia sebelum aku dan tinggallah umat tanpa Nabi.” maka akupun menangis hingga airmata mengalir dipipiku dan menetesi wajah beliau sehingga beliau bangun dari tidurnya dan bersabda , ”Apa yang membuatmu menangis hai Ummul Mukminin?” Maka kuceritakan apa yang kurasa. Kemudian Rasulullah saw. menjawab, “Keadaan yang paling menyusahkan bagi mayit?”
Aku berkata, ”katakan ya Rasulullah.” Rasulullah bersabda, “Kau dulu yang mengatakan,” maka ku pun berkata, “Tak ada keadaan yang paling menyusahkan atas mayit daripada saat keluar dari rumahnya, anak-anak berduka cita di belakangnya dan berkata, “Duh Ayah! Duh Ibu!” Dan orangtuanya berkata, “Duh anak-anakku!”

Maka Rasulullah saw. menjawab, “Ini memang pedih tapi ada yang lebih pedih dari itu,” Aku pun berkata, “tak ada keadaan yang lebih berat antara mayit daripada saat dia dimasukkan dalam liang lahat dan dikubur di bawah tanah, para kerabat, anak, dan kekasihnya, meninggalkan pulang, maka mereka menyerahkan mayit tersebut. Pada Allah beserta amal perbuatannya. Setelah itu datanglah Malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya.”

Rasulullah saw. bersabda, “Apa yang lebih berat dari yang kau katakan?” Aku pun berkata, “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.”
Rasulullah saw. bersabda, “Hai Aisyah, Sesungguhnya saat yang paling berat bagi mayit adalah masuknya tukang memandikan mayit ke dalam rumahnya tuk memandikannya. Mereka mengeluarkan cincin pemuda itu dari jarinya, melepas pakaian pengantin dari badannya dan melepas sorban para syaikh dan fuqaha dari kepalanya tuk memandikannya. Ketika itu ruhnya memanggil saat melihat jasadnya telanjang dengan suara yang dapat didengar seluruh makhluk kecuali jin dan manusia.”

Dia berkata, “Hai tukang memandikan, kumohon kepadamu, demi Allah agar kau mencopot pakaianku dengan pelan, karena sesungguhnya saat ini aku sedang istirahat dari sakitnya pencabutan nyawa malaikat maut.”

Dan ketika air dituangkan padanya, dia menjerit dan berkata, “Hai tukang memandikan, demi Allah jangan kau tuangkan air panas, jangan kau gunakan air panas dan jangan pula air dingin. Sesungguhnya jasadku telah terbakar sebab dicabutnya nyawaku.”

Dan ketika dimandikan dia berkata, “Demi Allah hai tukang memandikan, janganlah kau peganng diriku terlalu kuat. Sesungguhnya jasadku terluka sebab keluarnya nyawa.”

Dan ketika usai memandikan dan diletakkan pada kain kafan, ruhnya berseru, “Demi Allah hai tukang memandikan, janganlah kau ikat kepalaku agar terlihat wajah keluargaku, anak-anakku, dan kerabat-keabatku, karena saat ini adalah yang terakhir aku melihat mereka, hari ini aku akan berpisah dengan mereka dan aku tak bisa melihat mereka lagi sampai kiamat.”

Ketika mayit akan dikeluarkan dari rumah, ruh berseru, “Demi Allah hai jamaah pengantarku, jangan tergesa-gesa membawaku hingga aku berpamitan dengan rumah, keluarga, kerabat, dan hartaku.”

Kemudian mayit berseru lagi, “Demi Allah hai jamaah ku, kutinggalkan istriku jadi janda, kutinggalkan anakku jadi yatim, maka jangan kalian menyakiti mereka. Karena hari ini aku keluar dari rumahku dan takkan kembali selamanya.”

Dan ketika mayit diletakkan pada keranda, ruh berkata, “Demi Allah hai jemaah pengantarku, jangan tergesa-gesa membawaku hingga aku mendengar suara keluargaku, anak-anakku dan kerabatku. Karena hari ini aku pisah dengan mereka sampai kiamat.”

Ketika mayit dipikul dan melangkah tiga langkah dari rumah, ruh berseru dengan suara yang didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia, dan ruh berkata, “Hai para kekasihku, hai saudara-saudaraku, hai anak-anakku jangan sampai kamu terbujuk oleh dunia sebagaimana dia telah membujukku dan jangan sampai kalian dipermainkan oleh zaman, sebagaimana dia telah mempermainkan aku dan ambillah hikmah dariku. Sesungguhnya aku meninggalkan apa yang aku kumpulkan tuk ahli warisku, dan aku tak membawa sesuatu apapun dan atas dunia Allah menghisapku sedangkan kau bersenang-senang dengannya dan kau tak mendoakanku.”

Ketika jamaah menyhalati mayit dan sebagian ahli dan keluarganya meninggalkan mushalla, ia berkata, “Demi Allah hai saudara-saudaraku, sesungguhnya aku tahu mayit akan dilupakan orang hidup, akan tetapi jangan lupa, jangan cepat-cepat menguburku hingga kau melihat tempat aku. Hai saudara-saurdaraku, sesungguhnya ku tahu bahwa makam mayit lebih dingin dari air yang dingin dalam hati orang-orang yang hidup. Akan tetapi jangalah cepat-cepat pulang.”

Dan ketika mereka meletakkan mayit disisi kubur, ia berkata, “Demi Allah hai jamaahku dan saudara-saudaraku sesungguhnya aku mendoakan kamu semua, akan tetapi kamu tidak mau mendoaka aku.”

Dan ketika mayit diletakkan pada liang lahat, ia berkata, “Demi Allah hai ahli warisku, tidak aku kumpulkan harta yang banyak dari dunia kecuali kutinggalkan tuk kalian. Maka ingatlah kalian padaku dengan banyak berbuat kebajikan dan aku mengajarkan kalian Qur’an dan tatakrama, maka janganlah kalian lupa mendoakanku.”

Sumber : DAQOIQULAKHBAR FI DZIKRILJANNATI WAN-NAR
(Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qodhiy)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...