English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Sabtu, 27 Oktober 2012

MENGOREKSI DIRI SENDIRI

Setiap waktu  yang berlalu meninggalkan catatan-catatan sejarah yang terukir dalam diary kehidupan setiap manusia. Hitam dan putih, dosa dan pahala, kebaikan dan kejahatan, untung dan rugi, kegagalan dan kesuksesan, dan sebagainya. Rasanya baru saja sekejap anak-anak dilahirkan, merangkak dan berlari kini tingginya sudah sama dengan kedua orang tuanya. Melihat cermin kulit semakin mengerut, uban sudah ada yang mulai tumbuh, hari-hari semakin sibuk melayani dunia yang menantang iman.

Lembaran demi lembaran yang mengandung gambar-gambar atau foto kehidupan sudah mulai rusak dimakan zaman. Kemudian coba memikirkan beberapa persoalan tentang takdir yang telah kita lalui sepanjang usia kita. Ada yang menolak takdir atas dirinya tapi setelah dijalani akhirnya Alloh membuka matanya melihat bahwa takdir itu baik dan membawa kebahagiaan dalam hidupnya. Percayalah Alloh Maha Mengasihi hamba-hamba-Nya yang ridho dan berusaha meningkatkan kualitas diri dan iman mereka.

Apa saja pencapaian yang telah kita peroleh atas hasil usaha dunia ini hanyalah setetes rahmat-Nya yang dituangkan ke dalam hati. Begitu juga kegagalan dan musibah yang terjadi adalah upaya agar diri ini lebih dekat lagi kepada Alloh dan bergantung sepenuh harapan setelah sebelumnya merasa gagah dan hebat menguasai berbagai macam medan kehidupan. Ketika membuka album hati yang menyimpan rahasia diri, seorang hamba Alloh akan melihat kecacatan dan aib diri sendiri yang apabila tersingkap sungguh memalukan. Tetapi Alloh Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia akan benar-benar membuka segalanya pada hari penghisaban kelak.

Al Imam Muhammad bin Wasi' pernah berkata "seandainya dosa itu dapat dicium baunya tentu tidak seorang pun manusia mau mendekati diriku". Untuk itu, Umar ra  berwasiat "hisablah dirimu sebelum kamu dihisab dan timbanglah amalmu sebelum kamu ditimbang karena sesungguhnya kamu melakukan hisab terhadap dirimu sendiri pada hari ini akan lebih memudahkan bagi kamu menjalani hisab pada hari kiamat".

Alloh menyayangi orang-orang yang mengetahui kadar dirinya dan tidak melewati batas perjalanannya, menjaga lisannya dan tidak mensia-siakan umurnya. Mari kita senantiasa mengintrospeksi diri kita sendiri agar kita bisa berbuat lebih baik lagi dari hari ke hari untuk mendapatkan keridhoa-Nya.

Selasa, 02 Oktober 2012

AJARAN ANEH SALAFI WAHABI (MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB)


Beginilah ajaran yang katanya pemurni sunnah, eh ternyata ajarang orang gak “genah” (tidak jelas). Bagaimana bisa disebut ajaran pemurni tauhid kalo dedengkotnya aja ketika ditanya tentang alasan kenapa rambut kepala harus dicukur gundul gak bisa jawab.

Di dalam Kitab Fitnah Al-Wahabiyah karangan Sayid Ahmad Zaini Dahlan pada hal. 19 dijelaskan sebagai berikut. Sebagaimana scan kitab yang berwarna kuning:

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan muncul sekelompok manusia dari arah timur (Madinah) mereka membaca Al-Qur’an tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari Islam seperti anak panah keluar dari busurnya. Tanda-tanda mereka bercukur gundul (botak). (HR. Bukhari) ..............................

Riwayat lain sebagai pendukung hadits Imam Bukhari

(Imam Muslim bin Hajjaj berkata dalam Shahihnya, “Abdu bin Humaid telah menyampaikan kepada kami, ia berkata, Abdurrazzaq bin Hammam telah menyampaikan kepada kami, ia berkata, Abdul Malik bin Abi Sulaiman telah menyampaikan kepada kami, ia berkata, Salamah bin Kuhail telah menyampaikan kepada kami, ia berkata, ‘Zaid bin Wahab al-Juhani telah menceri-takan kepadaku bahwa ia termasuk salah seorang anggota pasukanyang berangkat bersama Ali ra. untuk memerangi kaum Khawarij. Ali ra. berkata, ‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan muncul satu kaum dari umatku yang membaca al-Qur’an, bacaan al-Qur’an kalian tidak ada apa-apanya dibanding bacaan mereka, shalat kalian tidak ada apa-apanya dibanding shalat mereka, puasa kalian tidak ada apaapanxja dibanding puasa mereka. Mereka membaca al-Qur’an dan menyangka al-Qur’an itu menjadi hujjah yang mendukung mereka padahal al-Qur’an menjadi hujjah yang membantah mereka. Shalat mereka tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari Islam seperti anak panah keluar dari busurnya. Sekiranya pasukan yang memerangi kaum ini tahu apa yang telah disediakan buat mereka melalui lisan nabi mereka niscaya mereka akan meninggalkan amal. Tanda-tandanya adalah di antara kaum ini terdapat seorang lelaki yang memiliki lengan atas tapi tidak memiliki lengan bawah. Dan di pangkal lengan atasnya terdapat seperti mata payudara dan padanya terdapat rambut yang telah memutih.”)

.........................................“Kebetulan suatu ketika ada seorang wanita yang mengajukan sebuah argumen kepada Muhammad bin Abdul Wahhab berkaitan ketidaksukaan untuk mengikuti ajarannya, dimana Muhammad bin Abdul Wahhab memerintahkan kepada wanita itu untuk mencukur gundul rambut kepalanya. Kemudian si wanita berkata kepadanya, “Sementara engkau menyuruh wanita mencukur rambut kepala, alangkah baik jika engkau menyuruh kaum laki-laki untuk mencukur jenggotnya. Karena rambut kepala bagi wanita adalah perhiasannya, sedangkan jenggot bagi laki-laki juga perhiasannya. Maka dia (wanita) tidak mendapatkan jawaban.”

Rasulullah bersabda :

حَدَّ ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُوْسَى الجُرَشِىُّ البَصْرِىُّ حَدَّ ثَنَا أَبُوْدَاوُدَ الطَّيَالِسِىُّ أَخْبَرَنَاهَمَّامٌ عَنْ خِلَاسِ بْنِ عَمْرٍوعَنْ عَلِىٍّ قَالَ:(نَهَى رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَحْلِقَ اْلمَرْأَةُ رَأْسَهَا)

Artinya: “telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Musa al-Juraisyi al-Basri, menceritakan kepadaku Abu Dawud al-Tayalisi, memberikan kabar kepadaku Hammam, dari Qatadah, dari Khalas bin 'Amr, dari 'Ali berkata: Rasulullah SAW melarang wanita mencukur rambut kepalanya” (HR. Abi Isa Muhammad bin Isa bin Saurah (yang kemudian dikenal dengan al-Tirmidzi), Sunan al-Tirmidzi, Juz II, (Dar al-Fikr), hlm: 266).

Astaghfirulloh............ bisa dibayangkan jika wanita pada mengikuti ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab dengan mencukur rambut kepalanya seperti kaum laki-laki, maka hal itu akan bertentangan dengan sunnah Rasul akan larangan mencukur rambut bagi kaum wanita. Wallahu a’lam bish-Shawab. Semoga bermanfa’at. Aamiin

SULTAN SALAHUDIN AYYUBI

Oleh : Wandi Upss

Sultan Salahuddin Ayyubi atau Saladin adalah seorang jendral dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah Hejaz dan Diyar Bakr. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Ia memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud.

Latar belakang

Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi.[1] Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanky, gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud. Selama di Balbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir (konselor).

Di sana, dia mewarisi peranan sulit mempertahankan Mesir melawan penyerbuan dari Kerajaan Latin Jerusalem di bawah pimpinan Amalrik I. Posisi ia awalnya menegangkan. Tidak ada seorangpun menyangka dia bisa bertahan lama di Mesir yang pada saat itu banyak mengalami perubahan pemerintahan di beberapa tahun belakangan oleh karena silsilah panjang anak khalifah mendapat perlawanan dari wazirnya. Sebagai pemimpin dari prajurit asing Syria, dia juga tidak memiliki kontrol dari Prajurit Shiah Mesir, yang dipimpin oleh seseorang yang tidak diketahui atau seorang Khalifah yang lemah bernama Al-Adid. Ketika sang Khalifah meninggal bulan September 1171, Saladin mendapat pengumuman Imam dengan nama Al-Mustadi, kaum Sunni, dan yang paling penting, Abbasid Khalifah di Baghdad, ketika upacara sebelum Salat Jumat, dan kekuatan kewenangan dengan mudah memecat garis keturunan lama. Sekarang Saladin menguasai Mesir, tapi secara resmi bertindak sebagai wakil dari Nuruddin, yang sesuai dengan adat kebiasaan mengenal Khalifah dari Abbasid. Saladin merevitalisasi perekonomian Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, dan mengikuti nasihat ayahnya, menghindari konflik apapun dengan Nuruddin, tuannya yang resmi, sesudah dia menjadi pemimpin asli Mesir. Dia menunggu sampai kematian Nuruddin sebelum memulai beberapa tindakan militer yang serius: Pertama melawan wilayah Muslim yang lebih kecil, lalu mengarahkan mereka melawan para prajurit salib.

Timur Tengah (1190 M.). Wilayah kekuasaan Shalahuddin (warna merah); Wilayah yang direbut kembali dari pasukan salib 1187-1189 (warna merah muda). Warna hijau terang menandakan wilayah pasukan salib yang masih bertahan sampai meninggalnya Shalahuddin

Dengan kematian Nuruddin (1174) dia menerima gelar Sultan di Mesir. Disana dia memproklamasikan kemerdekaan dari kaum Seljuk, dan dia terbukti sebagai penemu dari dinasti Ayyubid dan mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir. Dia memperlebar wilayah dia ke sebelah barat di maghreb, dan ketika paman dia pergi ke Nil untuk mendamaikan beberapa pemberontakan dari bekas pendukung Fatimid, dia lalu melanjutkan ke Laut Merah untuk menaklukan Yaman. Dia juga disebut Waliullah yang artinya teman Allah bagi kaum muslim Sunni.

tahun 559-564 H/ 1164-1168 M. Sejak itu Asaduddin, pamannya diangkat menjadi Perdana Menteri Khilafah Fathimiyah. Setelah pamnnya meninggal, jabatan Perdana Menteri dipercayakan Khalifah kepada Shalahuddin Al-Ayyubi.

Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir. Sultan Nuruddin memerintahkan Shalahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khilafah Fathimiyah dan mengembalikan kepada Khilafah Abbasiyah di Baghdad mulai tahun 567 H/1171 M (September). Setelah Khalifah Al-'Adid, khalifah Fathimiyah terakhir meninggal maka kekuasaan sepenuhnya di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Sultan Nuruddin meninggal tahun 659 H/1174 M, Damaskus diserahkan kepada puteranya yang masih kecil Sultan Salih Ismail didampingi seorang wali. Dibawah seorang wali terjadi perebutan kekuasaan di antara putera-putera Nuruddin dan wilayah kekuasaan Nurruddin menjadi terpecah-pecah. Shalahuddin Al-Ayyubi pergi ke Damaskus untuk membereskan keadaan, tetapi ia mendapat perlawanan dari pengikut Nuruddin yang tidak menginginkan persatuan. Akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi melawannya dan menyatakan diri sebagai raja untuk wilayah Mesir dan Syam pada tahun 571 H/1176 M dan berhasil memperluas wilayahnya hingga Mousul, Irak bagian utara.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...