English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ Belajar Dan Berbagi Ilmu Serta Nasehat Untuk Mempererat Ukhuwah Islamiyah
free counters

Kamis, 31 Mei 2012

15 KEUTAMAAN AL QURAN DALAM HADITS

Al Quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan berikut akan kita rinci apa saja keutamaan Al Quran yang ada dalam hadits.

1. Dari Abu Umamah ra. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, “Bacalah Al Qur’an sesungguhnya ia akan dating di hari Kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya” (Riwayat Muslim)

2. Dari Nawwas bin Sam’an ra. telah berkata: Aku mendengar Rosululloh saw. bersabda, “Diakhirat kelak akan didatangkan Al Qur’an dan orang yang membacanya dan mengamalkannya, didahului dengan surat Al Baqoroh dan Surat Ali “Imron, kedua-duanya menjadi hujjah (pembela) orang yang membaca dan mengamalkannya.” (Riwayat Muslim)

3. Dari Usman bin ‘Affan ra. telah berkata: Rasululloh saw. bersabda, “Sebaik-baik manusia diantara kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (Riwayat Bukhari)

4. Dari Aisyah ra. telah berkata: Rosulloh saw. bersabda,” Orang yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata karena susah, akan mendapat dua pahala.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

5. Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda,”Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an seperti buah Uttrujah (sejenis limau), baunya harum dan rasanya sedap. Dan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an seperti buah kurma, tidak ada baunya dan rasanya manis.
Dan perumpamaan Orang munafik yang membaca Al Qur’an seperti Raihanah (jenis tumbuhan), baunya wangi tapi rasanya pahit.
Dan orang munafik yang tidak membaca AL Qur’an seperti buah hanzal (seperti buah pare), tidak berbau dan rasanya pahit. (Riwayat Bukhari & Muslim)

6. Dari Umar bin al Khattab ra. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, sesungguhnya Alloh mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al Qur’an.” (Riwayat Muslim)

7. Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi Muhammad saw. telah bersabda, “ Tidak boleh iri kecuali pada dua perkara : Laki-laki yang dianugrahi (kefahaman yang sahih tentang) Al Qur’an sedang dia membaca dan mengamalkannya siang dan malam, dan laki-laki yang dianugrahi harta sedang dia menginfakkannya siang dan malam.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

8. Dari Barra’ bin ‘Azib ra. telah berkata: Seorang laki-laki membaca surat AlKahfi dan disinya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali panjang, tiba-tiba ada awan yang melindunginya dan semakin mendekat dan kudanya menjauhinya. Pagi-paginya laki-laki itu mendatangi Nabi Muhammad saw. dan menceritakan peristiwa tersebut, maka beliau bersabda, “itu adalah ketenangan yang turun karena Al Qur’an.” (Riwayat Bukhari & Muslim)

9. Dari Ibnu ‘Abbas ra. beliau berkata: Rasululloh saw. bersabda, “ Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya sesuatu pun dari Al Qur’an laksana sebuah rumah yang runtuh.” (Riwayat Turmuzi, beliau berkata: Hadits ini hasan dan sahih)

10. Dari Abdullah bin Amru bin Al’Ash ra. dari Nabi Muhammad saw. beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur’an: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah urusan didunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca.” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan dan sahih)

11. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra. berkata:” Rosululloh saw. keluar dan kami berada di beranda masjid. Beliau bersabda:” Siapakah diantara kalian yang tiap hari ingin pergi ke Buthan atau ‘Aqiq dan kembali dengan membawa dua ekor unta yang gemuk sedang dia tidak melakukan dosa dan tidak memutuskan hubungan silaturrahmi ?” kami menjawab,” Kami ingin ya Rasululloh” Lantas beliau besabda, “Mengapa tidak pergi saja ke Masjid; belajar atau membaca dua ayat Al Qur’an akan lebih baik baginya dari dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta dan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta, demikianlah seterusnya mengikuti hitungan unta.” (Riwayat Muslim)

12. Dari Ibnu Mas’ud ra. bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda,”Yang paling layak mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang palin fasih membaca Al Qur’an.” (Riwayat Muslim)

13. Dari Jabir bin Abdullah ra. bahwasanya:Ketika Nabi Muhammad saw. mengumpulkan dua mayat laki-laki diantara korban perang Uhud kemudian beliau bersabda, “ Siapa diantara keduanya yang lebih banyak menghafal Al Qur’an?” dan ketika ditunjuk salah satunya beliau mendahulukannya untuk dimasukkan kedalam liang lahad. (Riwayat Bukhari, Tirmizi, Nasa’i & Ibnu Majah)

14. Dari Imran bin Hushoin bahwa beliau melewati seseoarang yang sedang membaca Al Qur’an kemudian berdo’a kepada Alloh lalu ia kembali membaca, lantas ia berkata aku pernah mendengar Rosululloh saw. bersabda, “Barang siapa yang membaca Al Qur’an maka berdo’alah kepada Alloh denagn Al Qur’an karena sesunbgguhnya akan dating beberapa kaum yang membaca Al Qur’an dan orang-orang berdo’a dengannya.” (Riwayat Tirmizi, beliau berkata : Hadits ini hasan)

15. Dari Ibnu Masud ra. ia berkata: “Barang siapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud ‘Alif laam miim satu huruf melainkan Alif satu huruf lam satu huruf dan miim satu huruf. (Riwayat Ad Darami dan Tirmizi, beliau berkata hadits ini hasan sahih)

Selasa, 29 Mei 2012

PERINGATAN MAULID VERSI WAHABI

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العالمين, مكون الأكوان, مدبر الأزمان, الموجود أزلا وأبدا بلاكيف ولاجهة ولامكان , والصلاة والسلام على محمد سيد 
الأنبياء والمرسلين, وعلى ءاله الطاهرين وصحابته الطيبين, اما بعد

Selama ini kaum SAWAH (Salafy Wahabi) cuma bisa meributkan dan mempermasalahkan Maulid Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang dilakukan oleh sebagian besar Umat Muslimin Ahlus Sunnah Waljamaah di seluruh dunia. Perdebatan ini sampai menimbulkan pertentangan dikarenakan kaum SAWAH yang tetap ngeyel dengan pendiriannya untuk Membid’ahkan dan Menganggap Sesat orang yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Na’udzubillahi Min Dzalik.

Tak dipungkiri lagi, asal pemahaman Wahabi (yang kini terkenal dengan faham Salafy) tak bisa lepas dari Tokoh siapa lagi kalau bukan Muhammad Ibn Abdul Wahhab An-Najedi. Faham Wahabi yang “berkembang biak” di Saudi kini juga telah menjalar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Mereka bersemangat dengan slogan-nya, Menegakkan Al-Qur’an dan Sunnah, Kembali ke Manhaj Salaf, Tinggalkan TBC (Takhayul Bid’ah Khurafat).

Tapi tahukah anda? Para Ulama Wahabi Saudi juga melakukan Bid’ah yang sungguh-sungguh nyata Bid’ah! Mereka tak merayakan Maulid Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tapi merayakan Pekan Muhammad Ibn Abdul Wahhab! Macam mana Pula ini? ^_^

Program ini diadakan di Riyadh, Saudi Arabia di bawah kelolaan University Islam (ala za’mihi) Muhammad Ibn Sa’ud Al-Islamiyah. Program yang berslogankan perayaan menyambut ” Pekan Muhammad Abdul Wahhab” ini diadakan selama seminggu bertujuan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab yang digelari sebagai Mujaddid oleh mereka. Golongan al-Wahhabiyah di Saudi ini mengundang sebanyak 150 peserta dari Saudi sendiri dan Luar Saudi.

Perayaan tersebut di resmikan oleh Amir Sulaiman Bin Abdul Aziz, Pemimpin di bumi Riyadh, perayaan yang meriah itu dihadiri oleh penduduk dari berbagai daerah, diantaranya pengajar-pengajar khusus kerajaan saudi, tenaga pengajar di universitas, dan tidak lupa juga mereka menjaring hadirin dari kalangan pelajar-pelajar. Para peserta yang hadir diberikan upah atau sumbangan karana memuji dan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab. Amat miris sekali mereka dibeli dengan harga yang murah, sehingga sanggup menggadaikan agama tercinta kepada rezim Al-wahhabiyah. Muktamar besar-besaran ini di adakan di dalam dewan besar Malik Faishal. Majelis ini dimeriahkan juga dengan kehadiran “Mufti wahhabiyah”, Abdul Aziz Bin Baz, yang merangkap sebagai ketua Am bagi Pejabat Al-Buhuts Al-Ilmiyyah Wal-ifta’ wad-dakwah wal-irsyad (ala-za’mihim) yang diiringi oleh Hasan Bin Abdullah Ali Syeikh, Menteri Pengajian Tinggi.

Para pembentang pada Program tersebut :
1.Ahmad Bin Abdul Aziz Ali Mubarak
2.At-Thuhami Naqirah
3.Muhammad bin Ahmad Al-’Aqily
4.Abdul Hafidz Abd ‘al
5.Yusuf Jasim Al-Hajjy
6.Ahmad Zubarah
7.Mahmud Syit Khattab
8.Amid Al-Jasir
9.Abdullah Utsaimin
10.Ismail Muhammad Al-Anshoriy
11.Muhamad Yusuf
12.Mana’ Khalil al-Qatthan
13.Soleh Bin Abdul Rahman Al-Athram
14.Abdullah Bin Saad Ar-Ruwaishid
15.Syiajuddin KakalKhail
16.Abdullah Abdul Majid
17.Al-Ghazali Khalil ‘Aid
18.Ali Abdul Halim Mahmud
19.Ahmad Abduh Nasyir
20.Muhammad Fathi Othman
21.Abdul Wahhab Ibrahim Abu Sulaiman
22.Muhammad Yusuf
23.Abdul Rahman Umairah
24.Abdul Karim Khatib
25.Muhammad Nasib Al-rifa’iy
26.Muhammad Muhammad Husain
27.Muhammad Abdul Rahman.
28.Soleh Auzjany
29.Abdul Bari Abdul Baqiy
30.Muhammad Salam Madkur
31.Abdul Fattah Muqallidil Ghunaimiy
32.Wahbah Zuhaily
33.Ismail Ahmad
34.Anwarul Jundiy
35.Abdul Halim Uwais
36.’Athiah Muhammad Salim
37.Mushtofa Muhammad Mas’ud
38.Muhammad Al-Sa’iid Jamaluddin
39.Najih ahyad Abdullah
40.Abdul Qudwas Al-Anshory

Kesimpulan :
Kata Wahabi : Cinta kepada Rasulullah Sollahu ‘alaihi Wassallam tidak boleh, Mengagungkan Nabi Muhammad Sollallahu ‘Alaihi Wasallam tidak boleh, Ikut Imam Syafie tidak boleh, Ikut Imam 4 mazdhab tidak boleh, Menyambut Maulidurrasul dianggap bid’ah, ditambah lagi pelakunya layak dimasukkan ke dalam neraka, tetapi kalau merayakan Pekan Muhammad Abdul Wahhab?…. tidak bida’ah!. Mencintai dan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab?.. tidak Bid’ah, taklid & ta’asub kepada Muhammad Abdul wahhab?….tidak bid’ah.. Na’udzubillahi min dzalik....!!!

Sebenarnya golongan WAHABI ini tidak mencintai Nabi Muhammad SAW, bahkan wahhabiyah ini membenci habibuna Mushtofa Muhammad Sollallahu ‘Alaihi Wasallam…

AKU BERSAKSI BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN AKU BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD SAW ITU UTUSAN ALLAH.
MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALIHI WASALLAM BIN ABDULLAH ADALAH NABIKU, BUKAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB. (AWAS JANGAN SALAH!!!!!)

Wallahu a’lam.....

Sumber : http://sholawatan-harlen-geovanov.blogspot.coml

DUNIA DAN PERHIASANNYA

Allah pun memberikannya kepada kepada hamba yang dicintai-Nya dan kepada hamba yang tidak dicintai-Nya, sehingga kelebihan yang didapatkan seseorang dalam perkara dunia bukanlah jaminan ia dicintai oleh Dzat Yang di atas. Berapa banyak orang yang jahat, ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya, namun ia punya kekayaan melimpah dan jabatan yang tinggi. 

Sebaliknya, banyak hamba yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya namun hidup sederhana dan sekadarnya. Kenapa demikian? Karena memang dunia tiada bernilai di sisi Allah. Sampai-sampai Rasul bersabda :

لَوْكاَنَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَناَحَ بَعُوْضَةٍ، ماَ سَقَى كاَفِرًا مِنْهَا شُرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya dunia ini di sisi Allah punya nilai setara dengan sebelah sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum seorang kafir seteguk air pun.” (HR. At-Tirmidzi)

Tatkala Rasulullah lewat di sebuah pasar sementara orang-orang berada di sekitarnya, beliau melewati bangkai seekor anak kambing yang cacat telinganya. Beliau memegang telinga bangkai hewan tersebut, lalu bersabda :

أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ فَقَالُوْا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ ثُمَّ قَالَ: أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُم؟ قَالُوْا: وَاللهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا، أَنَّهُ أَسَكٌ، فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ. فَقاَلَ: فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

“Siapa di antara kalian ingin memiliki bangkai anak kambing ini dengan membayar satu dirham?”
“Kami tidak ingin memilikinya walau dengan membayar sedikit, karena apa yang akan kami perbuat dengannya?” jawab mereka yang ditanya.
Beliau kembali mengulang pertanyaannya, “Apakah kalian ingin bangkai anak kambing ini jadi milik kalian?”
“Demi Allah, seandainya pun hewan ini masih hidup, ia cacat, telinganya kecil, apatah lagi ia sudah menjadi bangkai!” jawab mereka.
Rasulullah bersabda, “Maka demi Allah, sungguh dunia ini lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian.” (HR. Muslim)

Mungkin kita termasuk orang yang mendapatkan dunia sekadarnya, tidak berlebih seperti yang diperoleh orang-orang di sekitar kita, yang mungkin punya rumah mewah, mobil gonta-ganti, perabotan yang wah dan jabatan yang empuk. Kekurangan yang ada pada kita dari sisi dunia dan kelebihan yang diperoleh orang lain seharusnya tidak perlu membuat dada kita sempit sehingga kita berburuk sangka kepada Allah Yang Maha Adil. Rasul yang mulia  telah memberi bimbingan dalam perkara dunia kita ini. 

Beliau bersabda :

انْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian dan jangan melihat orang yang lebih di atas kalian. Yang demikian ini (melihat ke bawah) akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kalian.” (HR. Muslim)

Dalam satu riwayat :
إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ وَالْخَلْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ

“Apabila salah seorang dari kalian melihat kepada orang yang diberi kelebihan dalam hal harta dan rupa/fisik, maka hendaklah ia melihat orang yang lebih rendah dari dirinya.”

Hadits di atas memberi arahan kepada setiap muslim agar selalu melihat ke bawah dalam perkara dunia dan jangan melihat kepada orang yang melebihinya. Karena bila ia berbuat demikian akan membuatnya berkeluh kesah, sempit dada, dan tidak bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Sebaliknya dalam perkara agama/akhirat, seorang muslim harusnya melihat ke atas, kepada orang yang lebih darinya dalam beramal ketaatan, dalam keshalihan dan ketakwaan sehingga ia terpacu untuk terus menambah ketaatan dan amal ibadah.

Al-Imam Ath-Thabari t berkata tentang hadits di atas, “Ini merupakan sebuah hadits yang mengumpulkan kebaikan. Karena bila seorang hamba melihat orang yang di atasnya dalam kebaikan, ia menuntut jiwanya untuk turut bergabung dengan orang yang dilihatnya tersebut. Ia pun mengecilkan keadaannya ketika itu sehingga ia bersungguh-sungguh untuk menambah kebaikan. Bila dalam perkara dunianya ia melihat kepada orang yang di bawahnya, akan tampak baginya nikmat Allah yang terlimpah padanya, ia pun mengharuskan jiwanya bersyukur. Inilah makna ucapan Rasulullah di atas. 

Bila seseorang tidak melakukan anjuran Nabi  tersebut maka keadaannya jadi sebaliknya. Ia kagum dengan amalannya sehingga ia malas menambah kebaikan. Ia membelalakkan dua matanya kepada dunia dan berambisi untuk menambahnya. Nikmat Allah yang diperolehnya pun diremehkan dan tidak ditunaikan haknya.” 

Rasulullah telah memberikan nasihat yang akan mengobati penyakit yang mungkin ada di dalam dada, maka amalkanlah! Selalulah melihat orang yang kekurangan dan lebih susah daripada diri kita.

Lihatlah… Allah telah memberikan tempat tinggal yang menaungi kita setiap harinya walau berupa rumah yang sederhana, maka syukurilah karena berapa banyak tuna wisma di sekitar kita. Mereka terpaksa tidur di emperan toko, di kolong jembatan, dan di dalam rumah-rumah kardus…..

Setiap harinya kita bisa makan dan minum walau hidangan yang tersaji sederhana, namun syukurilah. Lihatlah di sana … Ada orang-orang yang mengais-ngais sampah untuk mencari sesuatu yang dapat mengganjal perut mereka yang lapar.

Kita diberi nikmat berupa pakaian yang dapat menutup aurat kita dan melindungi kita dari hawa panas dan dingin, walau harganya tak seberapa. Namun lihatlah… di sana ada orang-orang yang berpakaian compang-camping karena fakirnya.

Lihatlah selalu kepada orang yang hidupnya lebih sulit daripada kita, dengan begitu kita dapat mensyukuri nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kita.

Ingatlah selalu bahwa dunia ini ibaratnya hanyalah fatamorgana, tiada berharga, maka jangan engkau terlalu berpanjang angan untuk meraihnya. Tapi berambisilah untuk kehidupanmu setelah mati. Di sana ada negeri kekal menantimu…!!!

Wallahu a’lam bish-shawab.

ANJURAN ULAMA SALAF DAN KHALAF UNTUK BERMAULID NABI

Dewasa ini umat Islam terpecah dalam berbagai aliran dan perbedaan pendapat yang saling menyalahkan. Begitu juga telah terjadi perbedaan yang tak asing lagi. Bagi orang-orang yang pengetahuannya tentang ilmu agama kurang maka semua permasalahan itu seharusnya diserahkan kepada para ulama yang lebih dalam pengetahuannya tentang agama dan telah terbukti kesahihannya dari zaman ke zaman.

Allah subahanhu wa ta'ala berfirman :
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir/35: 28).

Dan Rasulullah shollallohu 'alaihi wasalam bersabda:
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang sangat banyak.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, dan Ahmad).

Sehubungan dengan ayat dan hadist di atas ini, Allah sendiri telah menyuruh kepada kita agar bertanya kepada ulama (ahli zikir) yang berilmu, bertakwa, dan mengamalkan ilmunya jika terjadi masalah atau tidak mempunyai pengetahuan tentang sesuatu. 

Firman Allah:
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl: 43 dan Al Anbiya: 7).

Untuk itu, agar permasalahan seputar maulid nabi ini lebih jelas, maka perhatikanlah pendapat para ulama yang telah banyak jasanya dalam mengembangkan agama Islam di bawah ini :

1.”Andaikata aku memiliki emas sebesar gunung Uhud, maka akan aku dermakan semuanya untuk menyelenggarakan pembacaan maulid Rasul.” (I’anathuth Thalibin 3/255).
Ini adalah perkataan Imam Hasan Al Bashri. Beliau adalah tokoh ulama generasi Tabi’in yang agung. Beliau lahir di Madinah 2 tahun sebelum wafatnya khalifah Umar bin khattab ra dan meninggal pada bulan Rajab tahun 116 H dalam usia 89 tahun.

Beliau adalah seseorang yang telah bertemu dengan lebih dari 100 sahabat Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasalam. Ucapan Imam Hasan Al Bashri ini membuktikan kalau pada masa tabi’in telah biasa diadakan perayaan maulid nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasalam.

2. “Barangsiapa mempersiapkan makanan, mengumpulkan teman- teman, menyalakan lampu, mengenakan pakaian baru, memakai farfum dan menghias dirinya untuk membaca dan mengagungkan maulid Rasul,
maka kelak di hari kiamat Allah akan mengumpulkannya bersama para Nabi, orang-orang yang berada dalam barisan pertama dan dia akan ditempatkan di Illiyin yang tertinggi.” (I’anathuth Thalibin 3/255).

Ini adalah ucapan Syekh Ma’ruf Al Karkhi. Beliau adalah seorang sufi terkemuka yang wafat pada tahun 200 H. Beliau selalu berprasangka baik kepada sesama muslim.
Kalimatnya juga membuktikan kalau para salaf telah melakukan perayaan maulid Nabi pada abad kedua Hijriyah, walau bentuk dan caranya mungkin berbeda dengan yang terjadi sekarang ini.

3. “Barangsiapa mendatangi sebuah tempat dimana di sana dibacakan Maulid Nabi, maka dia telah mendatangi sebuah taman Surga".
Sebab tujuannya mendatangi tempat itu tiada lain adalah untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada Rasulullah shollallohu 'alaihi wasalam, sedangkan Rasul shollallohu 'alaihi wasalam telah bersabda: “Barangsiapa mencintaiku, maka dia bersamaku di Surga”.” (I’anathuth Thalibin 3/255).

Ini adalah pernyataan Syekh Sirri As Saqathi. Beliau adalah murid Syekh Ma’ruf Al Karkhi dan menjadi guru serta paman dari Syekh Junaid Al Baghdadi. Beliau terkenal gigih dalam beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Beliau wafat pada tahun 253 H.

Pernyataan ini beliau sampaikan setelah mendalami Al Qur’an dan hadist Nabi Muhammad saw serta mengamalkannya dengan penuh kesabaran.

4. “Barangsiapa menghadiri maulid Rasul dan mengagungkan kedudukannya, maka dia telah sukses dengan keimanan.” (I’anathuth Thalibin 3/364). Ucapan ini disampaikan oleh Imam Junaid Al Baghdadi, yang dikenal sebagai pemimpin para sufi yang wafat pada 297 H.
Beliau adalah seseorang yang sangat tekun belajar dan beribadah, sehingga dalam usia 20 tahun telah mendapat kepercayaan untuk menjadi mufti.

5. “Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi shollallohu 'alaihi wasalam akan diberi pahala. Demikian pula yang dilakukan oleh sebagian orang, adakalanya bertujuan meniru di kalangan Nasrani yang memperingati hari kelahiran Isa 'alaihis salam, dan adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa cinta an penghormatan kepada Nabi shollallohu 'alaihi wasalam .

Allah subhanahu wa ta'ala akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaannya kepada Nabi mereka. Bukan dosa atas bid’ah yang mereka lakukan.” (Manhajus Salaf Fi Fahmin Nushush Bainan Nadhariyyah Wat Tathbiq: 399).

Ini adalah perkataan Imam Ibnu Taimiyah. Beliau adalah ulama besar yang hidupnya dihabiskan untuk ilmu, ibadah dan perjuangan. Beliau lahir pada 10 Rabiul Awwal 661 H dan wafat pada 22 Dzul Qa’idah 728 H.
Beliau adalah seorang ulama yang guru, murid dan karyanya sangat banyak. Di antara kitab karangannya adalah Al Fatawa yang terdiri dari 38 jilid.

6. “Barangsiapa mengumpulkan teman-temannya, mempersiapkan hidangan, menyediakan tempat, melakukan kebaikan untuk maulid Nabi, dan semua itu menjadi sarana pembacaan maulid Rasul, maka di hari kiamat kelak Allah akan membangkitkannya bersama-sama orang shidiq, para syuhada dan kaum shalihin. Dan kelak ia akan berada di surga-surga yang penuh kenikmatan.

Ini adalah pendapat pakar sejarah dan ulama terkemuka dalam dunia Islam, Syekh Abdullah bin As’ad Al Yafi’i, pengarang kitab Raudhur Rayyahin. Beliau wafat pada 768 H.

7. “Tidaklah sebuah rumah muslim dibacakan Maulid Nabi sadanya, melainkan Allah singkirkan kelaparan, wabah penyakit, kebakaran, berbagai jenis bencana, kebencian, kedengkham, pandangan buruk, serta pencurian dari penghuni rumah itu.

Dan jika ia meninggal dunia, maka Allah akan memberinya kemudahan untuk menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir. Dan dia kelak akan berada di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.” (I’anathuth Thalibin 3/255).

Inilai pernyataan ulama besar yang lahir pada bulan Rajab 849 H dan wafat pada tahun 911 H, Al Hafizh Abu Bakar bin Abdur Rahman As Suyuthi. Beliau terkenal sebagai seorang mujjadid (pembaharu Islam) pada abad ke 9 H.

Keluasan ilmunya telah terbukti dan karya-karyanya sangat banyak sehingga mencapai 400 buku. Selain hafal Al Qur’an, beliau juga hafal di luar kepala kitab-kitab besar. Di antaranya adalah kitab Al Minhaj karya Imam Nawawi dan juga kitab Al Umdah.

Demikianlah di antara perkataan para tokoh ulama yang menganjurkan dan membenarkan perayaan dan pembacaan maulid Nabi Muhammad shollahu 'alaihi wasalam.
fahami .. dan renungkan ..!!!
Sumber : http://albayan.hadithuna.com

Minggu, 27 Mei 2012

DOA SEORANG MUSLIMAH

Ya Robbi,....
Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku....
Seorang pria yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu,....
Seorang pria yang yang akan meletakkan pada posisi kedua dihatinya setelah Engkau,...
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk-Mu,....

Seorang pria yang mempunyai sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu dan haus akan Engkau serta memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat Agung-Mu,....
Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidak sia-sia,...
Seorang pria yang memiliki hati bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas,...

Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi ia juga menghormatiku,...
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tapi juga dapat menasehati disaat aku berbuat salah,...
Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku,...
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi,...

Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada di sebelahnya,...
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya,...
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya,...
Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya,....
Seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna,...

Dan aku juga meminta,....
Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga,...
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu,....
Sehingga aku dapat mencintainya dengan cinta-Mu bukan mencintainya dengan sekedar cintaku,...

Berikanlah sifat-Mu yang lembut sehingga kecantikanku datang darim-Mu bukan dari luar diriku,....
Berikanlah aku kekuatan sehingga aku selalu mampu mendampingi hidupnya,...
Berikanlah aku bimbingan sehingga aku selalu bisa berdoa untuknya,...
Berikanlah aku penglihatan-Mu sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya,...
Bukan hanya hal buruk yang ada pada dirinya,...

Jadikanlah bibir ini senantiasa bertutur kata lemah lembut kepadanya,...
Sehingga aku dapat memberikan dukungan kepadanya setiap hari,...
Aku dapat selalu membuatnya tersenyum bahagia,...

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu,...
Aku selalu berharap kami berdua dapat mengatakan,...
"Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seorang yang dapat membuat hidupku lebih sempurna dan bermakna,..."

Sabtu, 26 Mei 2012

TUKANG SEPATU BERHATI MULIA

Suatu hari pada musim haji, Abdullah bin Mubarak yang sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci tertidur di Masjidil Haram. Dalam tidurnya beliau bermimpi bertemu dengan seorang malaikat yang memberitahunya bahwa ibadah haji umat Islam tahun itu diterima Allah hanya karena kebaikan seorang tukang sepatu. Sehabis itu Mubarak terbangun. 
 
Betapa penasarannya beliau dengan mimpi itu dan betapa penasarannya beliau dengan tukang sepatu yang diceritakan malaikat dalam mimpinya itu. Apa gerangan yang dilakukan tukang sepatu itu sehingga menyebabkan ibadah haji seluruh umat Islam tahun itu diterima Allah?
 
Beliau lalu mencari tahu siapa gerangan tukang sepatu itu dan dimana tempatnya. Hingga akhirnya beliau berhasil menemui tukang sepatu dan meminta cerita apa amalan yang dilakukannya sehingga mengantarkan diterimanya ibadah haji seluruh umat Islam tahun itu?
 
Lalu tukang sepatu itu pun menceritakan ihwalnya, bahwa dia bersama isterinya selama 30 tahun berencana untuk naik haji. Selama itu tiap hari, minggu dan bulan dia menabung dan mengumpulkan uang untuk biaya naik haji dari jasa membuat dan memperbaiki sepatu. Tahun ini tabungan hajinya bersama isteri sudah cukup dan dia berencana untuk naik haji. Namun apa yang terjadi?

Suatu hari isterinya mencium bau harum masakan dari tetangganya. Karena penasaran dengan harum masakan itu isteri tukang sepatu itu memberanikan diri menghampiri tetangga dengan maksud ingin meminta sedikit masakan sekedar ignin mencicipinya .

"Wahai tetangga yang baik, hari ini saya mencium harumnya masakanmu, bolehkah saya mencicipi barang sedikit?" pinta isteri tukang sepatu itu kepada tetangganya.

"Tuan puteri yang baik, masakan ini tidak halal bagimu", jawab tetangga.
"Mengapa tidak halal?" tanya isteri tukang sepatu itu dengan penasaran.
"Daging yang kami masak adalah bangkai yang kami temukan di jalan. Kami tidak tega melihat anak-anak kami kelaparan. Kami sudah banting tulang mencari makanan yang lebih baik, tapi kami tidak menemukannya. Akhirnya hanya bangkai ini yang kami temukan, lalu kami masak biar anak-anak dan keluarga kami tidak semakin menderita"

Mendengar cerita itu, isteri tukang sepatu itu sepontan pulang dan menceritakannya kepada suaminya. Si tukang sepatu tanpa banyak bicara segera membuka tabungan haji yang dikumpulkannya selama 30 tahun dan dibawanya ke rumah tetangga. "Wahai tetangga yang baik, ambillah semua uang ini untuk keperluan makan kamu dan keluargamu, ini lah haji kami",
kata tukang sepatu itu.

Perbuatan mulia tukang sepatu itulah yang dijadikan Allah sebagai penyebab diterimanya amalan ibadah haji seluruh jamaah haji tahun itu.


****

Kisah di atas, menceritakan betapa hati yang mulia dan baik selalu mendapatkan tempat yang mulia di mata Allah. Hati yang baik mengantarkan kepada pemiliknya kepada perbuatan yang baik dan terpuji. Hati yang baik mendatangkan pahala dan karunia Allah tidak hanya untuk si pemiliknya, namun juga untuk seluruh umat manusia. Benarlah kata Rasulullah "Sesungguhnya dalam jasad ada segumpal darah, kalau itu baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh".

Hati yang baik bukanlah sekedar karunia dari Allah yang diberikan kepada orang-orang tertentu saja, namun hati yang baik juga bisa didapatkan dengan latihan dan pendidikan. Salah satu cara untuk mendapatkan hati yang baik adalah dengan senantiasa membuka komunikasi hati dan Allah. 
 
Allah adalah Dzat Yang Maha Baik, maka siapapun yang selalu berkomunikasi kepda-Nya akan mendapatkan pancaran kebaikan. Semoga kita diberi karunia hati yang baik.

EMPAT NASIB MANUSIA

Dilihat dari segi nasib, bahagia atau sengsara saat di dunia dan di akhirat, manusia akan mengalami salah satu dari empat nasib; bahagia di dunia-bahagia di akhirat, sengsara di dunia-bahagia di akhirat, bahagia di dunia-sengsara di akhirat dan sengsara di dunia-sengsara pula di akhirat.

Sebelum keempat nasib ini dirinci, perlu dicatat bahwa“bahagia di dunia” yang dimaksud bukanlah kebahagiaan hakiki berupa kebahagiaan dan ketenangan ruhani karena berada di bawah naungan ridha ilahi. Tapi yang dimaksud adalah kebahagiaan yang oleh kebanyakan orang dipersepsikan sebagai kebahagiaan; harta melimpah, hidup nan serba mudah dan musibah yang seakan-akan enggan untuk singgah.

Nah sekarang mari kita rinci satu persatu.

1. Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat

Nasib yang paling diidamkan semua orang. Semboyan “kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya mati masuk surga” menjadi puncak khayalan yang diinginkan manusia. Tapi benarkah ada orang yang di dunia kaya dan saat di akhirat beruntung mendapat Jannah-Nya? Tentu saja ada. Itulah orang yang mendapat fadhlullah, anugerah istimewa dari Allah.

Dalam sebuah hadits yang cukup panjang, diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa suatu ketika para shahabat yang ekonominya lemah mengadu pada Nabi tentang rasa iri mereka terhadap shahabat lain yang kaya. Yang kaya bisa infak banyak tapi juga melakukan ibadah yang sama dengan yang mereka lakukan saban hari. Lalu Nabi mengajarkan dzikir-dzikir yang dapat mengimbangi pahala infak. Tapi ternyata shahabat yang kaya juga mendengar dzikir ini lalu mengamalkannya. Saat dikomplain, Nabi SAW menjawab, “ Itulah anugerah Allah yang akan diberikan kepada siapapun yang dikehendaki.”

Itulah anugerah Allah. Allah membagi rezeki sesuai kehendak-Nya. Ada yang sedikit ada yang banyak. Sebagian orang ada yang dikarunia rezeki melimpah, hidupnya pun serba mudah. Namun begitu, ternyata semua itu tidak memalingkannya dari cahaya hidayah. Harta yang dikaruniakan gunakan untuk membangun rel yang memuluskan jalan mereka menuju jannah. Rel-rel yang dibangun adalah besi-besi berkualitas dari infak fi sabilillah, sedekah kepada fakir miskin dan yatim dan berbagai proyek amal jariyah. Lebih daripada itu, harta itu juga digunakan untuk membeli berbagai fasilitas yang dapat membantu meraup ilmu mulai dari buku hingga biaya untuk belajar kepada para guru. Kesehatan dan kemudahan hidup digunakan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan pengabdian kepada Allah.

Dengan semua ini, insyaallah, kebahagiaan yang lebih abadi di akhirat telah menanti. Kalau sudah begini, manusia semacam ini memang sulit ditandingi. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapapun yang dikehendaki.

2. Sengsara di dunia tapi bahagia di akhirat

Ini nasib kebanyakan orang-orang beriman. Kehidupan di dunia bagi mereka seringnya menjadi camp pelatihan untuk menempa iman. Kesulitan hidup berupa sempitnya kran rezeki memicu munculnya ujian-ujian kehidupan seperti tak terpenuhinya kebutuhan logistik, pendidikan, sandang dan papan. Atau kesulitan hidup berupa kekurangan dalam hal fisik; buta, bisu, buntung, lumpuh dan sebagainya. Dera dan cobaan yang kerapkali menguras air mata dan menggoreskan kesedihan dalam jiwa.

Namun begitu, iman mereka menuntun agar bersabar menghadapi semua dan tetap berada di jalan-Nya. Dan pada akhirnya, selain iman yang meningkat, semua kesengsaraan itu akan diganti dengan kebahagiaan yang berlipat. Rasa sakit, sedih dan ketidaknyamanan hati seorang mukmin akan menjadi penebus dosa dan atau meningkatkan derajat. Sedang di akhirat, hilangnya dosa berarti hilangnya halangan menuju kebahagiaandi dalam jannah dengan keindahannya yang memikat. Dan tingginya derajat keimanan adalah jaminan bagi seseorang untuk mendapatkan kemuliaan di akhirat.

Allah berfirman:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadam, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al Baqarah:155-157)

3. Bahagia di dunia namun sengsara di akhirat

Kalau yang ini adalah gambaran rata-rata kehidupan orang-orang kafir dan manusia durhaka. Sebagian mereka bergelimang harta, hidup mewah dan dihujani kenikmatan-kenikmatan melimpah. Bukan lain karena mereka bebas mencari harta, tanpa peduli mana halal mana haram.Sebagian yang lain barangkali tidak mendapatkan yang semisal. Tapi mereka mendapatkan kebebasan dalam hidup karena merasa tidak terikat dengan aturan apapun. Aturan yang mereka patuhi hanya satu “boleh asal mau atau tidak malu”.

Merekalah yang menjadikan dunia sebagai surga dan berharap atau bahkan yakin bahwa yang Mahakuasa akan memaklumi kedurhakaan dan kelalaian mereka dari perintah-Nya, lalu memasukkan mereka ke jannah-Nya. Padahal sejak di dunia mereka telah diperingatkan:

“Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.” (QS. 31:24)

4. Sengsara di dunia dan sengsara di akhirat.

Inilah orang paling celaka dalam sejarah kehidupan manusia, dunia akhirat. Di dunia hidup miskin, susah payah mencari sesuap nasi dan hutang menumpuk karena usaha selalu tekor hingga hidup pun tak nyaman karena diburu-buru debt kolektor.Atau hidup dalam keterbatasan karena cacat di badan dan masih ditambah ekonomi yang pas-pasan. Dan dengan semua itu, mereka tidak memiliki harapan untuk hidup bahagia di akhirat meski hanya seujung jari, karena iman sama sekali tidak tumbuh dalam hati. Di penghujung hidup mereka mati dalam kondisi kafir, menolak beriman kepada Rabbul Izzati.

Dan di akhirat, neraka yang menyala-nyala telah menanti. Karena ketiadaan iman, mereka tidak akan mendapatkan belas kasihan. Hukuman akan tetap dijalankan karena di dunia mereka telah diperingatkan. Na’udzu billah, semoga kita terhindar dari keburukan ini.

Padahal yang didunia sempat merasakan kesenangan saja, apabila dicelupkan ke dalam neraka, akan musnah semua rasa yang pernah dicecapnya. Lantas bagaimana dengan yang sengsara di dunia dan berakhir dengan siksa di neraka?

عَامِلَةٌنَّاصِبَةٌ {3} تَصْلَىنَارًاحَامِيَةً

“Bekerja keras lagi kepayahan, -sedang di akhirat- memasuki api yang sangat panas (QS. Al Ghasiyah:3-4)

Kita masih bisa memilih

Dari keempat kondisi di atas, sebisanya kita tempatkan diri kita pada yang pertama. Caranya dengan sungguh-sungguh bekerja agar kehidupan dunia sukses dan mulia. Bersamaan dengan itu, kesuksesan itu kita gunakan untuk membeli kebahagiaan yang jauh lebih kekal di akhirat. Jika tidak bisa, pilihan kita hanya tinggal kondisi kedua karena yang ketiga hakikatnya sama-sama celaka dengan yang dibawahnya. Meskipun hidup di dunia kita harus berkawan dengan sengsara, tapi dengan iman di dada kita masih layak tersenyum karena harapan itu masih ada. Harapan agar dimasukkan ke dalam jannah yang serba mewah, atas ijin dan ridha dari Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pemurah. Wallahua’lam bishawab......

Jumat, 25 Mei 2012

TOBAT SETELAH MIMPI NERAKA

Sebelum masuk Islam, Khalid bin Sa'id hatinya sudah tertarik dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasalam. Tapi setelah mimpi akan masuk neraka dan ditolong Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasalam maka dia langsung bersyahadat.

Khalid bin Sa'id bin Ash adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasalam yang dilahirkan dari keluarga darah biru dan kaya raya. Sebetulnya dalam hati nuraninya, dia mengakui agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasalam itu yang benar. Bahkan wahyu yang diterima Rosululloh shollallohu 'alaihi wasalam di Gua Hira' itu membuat hatinya tertarik.

Maka mulailah dia mengikuti berkas cahaya itu dalam segala lika-likunya. "Aku sebenarnya sangat tertarik dengan agama yang dibawa Muhammad tapi untuk saat sekarang aku belum berani dan belum memungkinkan ikut agama beliau," katanya dalam hati.

Orang-orang yang memandang Khalid pada saat itu, melihatnya sebagai seorang pemuda yang bersikap pendiam tak banyak bicara tap sebetulnya pada bathinnya bergelora dengan hebatnya kegembiraan. Di dalamnya menggelegar doa-doa dan pujian kepada Tuhan.

API NERAKA
Kegembiraan yang ada dalam hatinya ditutupinya rapat-rapat karena seandainya diketahui oleh bapaknya  bahwa bathinnya sangat senang dengan dakwah yang dibawakan oleh Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasalam maka dia akan dibunuh dan tubuhnya akan dipersembahkan sebagai korban untuk tuhan-tuhan mereka.

Tetapi jiwa dan kesadaran bathin seseorang bila telah penuh sesak dengan segala suatu masalah dan meluap sampai ke permukaan maka limpahannya tak dapat dibendung lagi. Pada suatu hari Khalid bin Sa'id bermimpi, dia berdiri dibibir nyala api yang sangat besar (neraka) sedangkan bapaknya dari belakangnya hendak mendorong dengan kedua tangannya ke arah api tersebut malah dia bermaksud hendak melemparkannya ke dalamnya.

Kemudian dilihatnya Rosululloh shollallohu 'alaihi wasalam datang ke arahnya lalu menariknya ke belakang dengan tangan kanannya yang penuh berkah hingga tersingkirlah dia dari jilatan api neraka. Dia pun tersadar dari mimpinya sambil mengucap syukur "Alhamdulillah....Aku masih hidup berarti tadi aku cuma bermimpi" katanya dalam hati.

Kemudian dia segera pergi kerumah Abu Bakar lalu menceritakan perihal mimpinya itu. Dan mimpi itu sepertinya tidak memerlukan tabir lagi. "Sesungguhnya tak ada yang kuinginkan untukmu selain dari kebaikan. Nah, dialah utusan Alloh ikutilah dia karena sesungguhnya Islam akan menghindarkanmu dari api neraka," kata Abu Bakar kepada Khalid bin Sai'id.

Terima kasih atas sarannya. Sekarang juga aku akan mencari Muhammad," kata Khalid bin Sai'id kepada Abu Bakar. Kemudian Khalid bin Sai'id pun meninggalkan Abu Bakar dan menemui Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasalam disuatu tempat. Lalu dia menumpahkan segala isi hatinya dan menanyakan tentang dakwah Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasalam.

Lantas Rosululloh shollallohu 'alaihi wasalam menjawab "hendaknya engkau beriman kepada Alloh Yang Maha Esa semata jangan pernah mempersukutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan engkau beriman kepada Muhammad sebagai hamba-Nya dan Rosul-Nya. Dan engkau tinggalkan menyembah berhala yang tidak dapat melihat, tidak memberi mudarat dan tidak pula memberi manfaat," (Al Hadits).

Khalid lalu mengulurkan tangan kanannya disambut oleh tangan kanan Rosululloh shollalloh 'alaihi wasalam dengan penuh kemesraan dan Khalid bin Sa'id mengucapkan syahadat didepan Rosululloh shollallohu 'alaihi wasalam.

Rabu, 23 Mei 2012

RAHASIA SHOLAT LIMA WAKTU

Ali bin Abi Talib r.a. berkata, “Sewaktu Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, ‘Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa 'alaihi salam yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.’


Lalu Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam bersabda, ‘Silakan bertanya.’
Berkata orang Yahudi, ‘Coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.’
Sabda Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam , ‘Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam 'alaihi salam memakan buah khuldi. Shalat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam 'alaihi salam Maka setiap mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Shalat Isya itu ialah shalat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini karena apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.’

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam , lalu mereka berkata, ‘Memang benar apa yang kamu katakana itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan didapati oleh orang yang shalat.’

Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam bersabda, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan. Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya wap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.’

Sabda Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam lagi, ‘Manakala shalat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam 'alaihi salam memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.’

Selepas itu Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam membaca ayat yang bermaksud, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam 'alaihi salam diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.’

Sabda Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam , ‘Shalat Isya (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isya berjamaah, Allah SWT haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.’

Sabda Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam seterusnya, ‘Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah SWT dua kebebasan yaitu :
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam , maka mereka berkata, ‘Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (shallallahu 'alaihi wasalam ). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah subhanahu wa ta'ala mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu ??

Sabda Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam , ‘Ketika Nabi Adam 'alaihi salam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam 'alaihi salam selama 30 hari. Kemudian Allah subhanahu wa ta'ala mewajibkan ke atas keturunan Adam 'alaihi salam. berlapar selama 30 hari.
Sementara diizinkan makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah subhanahu wa ta'ala kepada makhluk-Nya.’

Kata orang Yahudi lagi, ‘Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang diperolehi daripada berpuasa itu.’

Sabda Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam , ‘Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah subhanahu wa ta'ala, dia akan diberikan oleh Allah subahanhu wa ta'ala 7 perkara :
1. Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada makanan yang haram).
2. Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga.
5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah subhanahu wa ta'ala pada hari Kiamat untuk menyeberang Titian Sirath.
7. Allah subhanahu wa ta'ala akan memberinya kemudian di syurga.’
Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para nabi.’

Sabda Rasullullah shallallahu 'alaihi wasalam , ‘Seorang nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat).’

Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau utusan Allah).’

Sedikit peringatan untuk kita semua: “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Surah Al-Baqarah: ayat 155).

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Surah Al-Baqarah: ayat 286)

IKHLAS ADALAH KUNCI DITERIMANYA AMAL DAN TERHINDAR DARI BENCANA

Mungkin kata ikhlas sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang dan sesuatu yang biasa. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa ikhlas akan amat bermanfaat bagi mereka yang berkeinginan untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, ingin merasakan manisnya melaksanakan ibadah kepada-Nya, mengikatkan diri dengan senantiasa bersama Allah dan menjadikan setan sebagai musuh yang harus dilawan. 

Secara definitif, Ikhlas adalah hendaknya kita menjadikan ucapan, kehidupan, kematian, berdiam diri, beraktivitas, saat sendiri, saat di tempat keramaian dan semua yang kita kerjakan di dunia ini dengan satu tujuan, yaitu menggapai keridhaan Allah swt. 

Berdasarkan definisi ini, dapat dikatakan bahwa ikhlas merupakan salah satu bagian dari aktivitas hati, bahkan ia menempati posisi yang paling depan dari semua aktivitas hati. Karena keikhlasan menjadi tolak ukur diterimanya suatu amal. Jika kita melakukan sesuatu dan tidak disertai dengan keikhlasan, maka ia tidak akan memiliki nilai apapun di sisi Allah. Dan nilai dari sebuah keikhlasan merupakan rahasia yang hanya Allah semata yang tahu. 

Dengan kata lain, ikhlas adalah hendaknya segala motivator yang mendasari semua yang kita lakukan adalah keridhaan Allah swt. Lantas aktivitas apa saja yang mungkin dilakukan? Puasa, shalat, zakat, haji dan ibadah lainnya yang Anda lakukan demi untuk menggapai ridha Allah swt. Bahkan sampai aktivitas yang sudah menjadi bagian dari rutinitas yang Anda lakukan juga harus disertai dengan keikhlasan. Seperti makan, minum, tidur, menikah, berolahraga, dan bekerja di kantor.

Mungkin ada yang bertanya, keikhlasan memang harus menyertai semua ibadah yang kita lakukan, tapi bagaimana dengan rutinitas harian, apa ia juga dibutuhkan dan apa dasarnya? Mari kita baca firman Allah.

“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Al-An`Am [6] : 162-162 )

Ikhlas harus menyertai semua aktifitas yang kita lakukan, tidak hanya terbatas pada ibadah semata, bahkan pada saat kita bekerja, mengurus anak di rumah, menentukan orang yang akan menjadi pasangan hidup, memilih baju untuk dikenakan, memilih makanan dan tidur. Semuanya harus disertai dengan keikhlasan. Inilah arti secara umum dari firman Allah swt, “Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
Dalam kisah Nabi Yusuf, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami iklas.” (Yûsuf [12] : 24).

Kalaulah tidak adanya keikhlasan, tentunya Yusuf tidak akan selamat dari perbuatan keji. Banyak orang yang mengatakan, saya selalu dihadapkan dengan berbagai fitnah yang mengintaiku siang dan malam; saya selalu dihadapkan dengan sosok orang yang terus mengajakku untuk melakukan kekejian setiap hari; saya bekerja di tempat yang amat keji, dan seterusnya. Bagi mereka yang mengatakan hal semacam ini, belajarlah dari peristiwa yang pernah dialami Nabi Yusuf as. Tanamkan keikhlasan dalam hati, jadikan semua hidup ini hanya untuk menggapai ridha Allah swt. Jika kita melakukan hal ini, insya Allah kita akan selamat dari berbagai fitnah sebagaimana yang pernah dialami Nabi Yusuf as. 

Begitu pula dengan Nabi Musa as. Beliau tidak akan pernah mendapati derajat yang amat tinggi kecuali dengan keikhlasannya. Allah berfirman,
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مُوسَى إِنَّهُ كَانَ مُخْلَصًا وَكَانَ رَسُولا نَبِيًّا
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al-kitab (Al- Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi.” (Maryam [19] : 51)

Bahkan yang paling mengagumkan adalah apa yang pernah dikatakan oleh Iblis, bahwasanya ia telah berjanji untuk menyesatkan semua manusia kecuali orang-orang yang ikhlas; Iblis tidak mampu menggoda dan menyesatkan mereka. Sebagai gambaran atas hal ini, kita dapat membaca firman Allah swt.,

“Iblis berkata: ‘Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)’. Iblis menjawab: ‘Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (Shâd [38] : 79-83)

Iblis sendiri telah berkata, saya akan menyesatkan semua manusia, kecuali satu golongan. Siapa dia? Yaitu hamba-hamba-Mu yang ikhlas. Sejauh mana keikhlasan yang tertanam dalam hati kita, sejauh itu pula iblis akan mengganggu kita. Sejauh mana kedekatan dan keikhlasan kita kepada Allah, sebesar itu pula kekuatan Iblis untuk menggoda kita, dan Iblis mengetahui bahwa ia tidak memiliki kemampuan untuk menggoda kita selama keikhlasan sudah tertanam dalam hati. “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." (Al-Hijr [15] : 39-40)

Surat yang paling besar nilainya, bahkan sampai setara dengan seperempat Al-Qur`an adalah surat Al-Ikhlas. Kenapa dinamakan surat Al-Ikhlas? Karena jika kita benar-benar melaksanakan makna yang terkandung di dalamnya, tentu kita akan menjadi sosok yang mukhlis.

Allah yang esa.” Tidak ada tujuan dalam pelaksanaan ibadah dan dalam kehidupan ini kecuali kepada zat yang esa.
Allah tempat bersandar.” Kepada siapa Anda akan bersandar kalau bukan kepada Allah. Dialah tempat bersandar atas segala bencana dan musibah yang begitu berat.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." Jika kita tanamkan surat Al-Ikhlas dalam qalbu kita, kita akan menjadi sosok yang mukhlis.
Pada saat kita melihat orang-orang beriman yang memberi makan kepada orang lain, Allah berfirman,
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (Al-Insân [76] : 8)

Lihatlah kata ikhlas yang ditempatkan setelah kalimat di atas dan ungkapannya yang begitu indah, seakan-akan Anda melihat mereka berkata disertai dengan wajah yang ceria,
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلا شُكُورًا (9)إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا (10)
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.” (Al-Insân [76] : 9-10)

Para ulama berpendapat bahwa orang yang mendapatkan satu kebajikan, sepuluh kebajikan, tujuh ratus kebajikan bahkan lebih banyak darinya, semuanya tergantung dengan keikhlasannya.
Karenanya, sertakan keikhlasan dalam setiap amal dan aktifitas yang kita lakukan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...